Peningkatan pertumbuhan penduduk di Kota Bandung memberikan dampak berupa
terjadinya konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian, sehingga lahan bercocok
tanam semakin berkurang. Hal ini mengancam ketersediaan dan ketahanan pangan
lokal yang diproduksi sendiri. Dalam menangani permasalahan tersebut, sejak tahun
2014 pemerintah Kota Bandung menerapkan inovasi berupa program kampung
berkebun dengan konsep urban farming pada 151 kelurahan yang ada. Dalam
keberjalanannya, tidak semua lokasi penerapan berhasil mengembangkan program.
Salah satu lokasi yang berhasil dan menjadi percontohan urban farming di Kota
Bandung adalah RW 04 Kelurahan Pajajaran, yang dapat menjadi rujukan dalam
proses penyebarluasan inovasi bagi kelurahan atau kota lain. Penelitian ini dilakukan
untuk mengidentifikasi proses difusi dan faktor yang paling memengaruhi kecepatan
masyarakat dalam mengadopsi inovasi. Dengan melakukan tinjauan literatur, didapat
4 elemen utama difusi inovasi yaitu inovasi, saluran komunikasi, waktu dan sistem
sosial. Penelitian menggunakan metode pendekatan campuran secara deskriptif,
dengan menggunakan 4 jenis analisis yaitu analisis konten, analisis statistik deskriptif,
inferensial dan regresi linier berganda. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa proses
difusi program kampung berkebun di RW 04 Kelurahan Pajajaran berjalan dengan
baik dimulai sejak tahun 2014 hingga saat ini, dengan elemen difusi yang
memengaruhi berupa saluan komunikasi dengan agen peubah, atribut atau
karakteristik inovasi, cara pengambilan keputusan inovasi secara opsional, serta
kesesuaian program dengan norma dan kebiasaan masyarakat. Kemudian, ditemukan
pula bahwa subfaktor komunikasi interpersonal atau tatap muka memiliki pengaruh
paling dominan dalam memengaruhi kecepatan adopsi inovasi. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa sebagai lokasi percontohan, faktor yang paling memengaruhi
kecepatan masyarakat dalam mengadopsi program adalah saluran komunikasi
dengan cara interpersonal, yang berbentuk sosialisasi door to door, sosialisasi
massal, pelatihan, terutama komunikasi dalam tahap bujukan oleh agen peubah.