digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Annisa Rahman
PUBLIC Ratnasari

COVER Annisa Rahman
PUBLIC Ratnasari

BAB1 Annisa Rahman
PUBLIC Ratnasari

BAB2 Annisa Rahman
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Annisa Rahman
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Annisa Rahman
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Annisa Rahman
PUBLIC Ratnasari

PUSTAKA Annisa Rahman
PUBLIC Ratnasari

Sistem penyimpan energi termal (Thermal Energy Storage, TES) merupakan salah satu teknologi utama untuk konservasi energi yang dapat menjadi solusi dalam mengatasi ketidakseimbangan antara ketersediaan dan penggunaan energi. Sistem TES bekerja dengan menyimpan energi secara sementara, biasanya melalui pendinginan, pemanasan, peleburan, pembekuan, atau penguapan suatu material yang kemudian energi tersebut akan tersedia dalam bentuk panas ketika proses dibalik. Material yang digunakan sebagai medium penyimpanan untuk menyimpan energi dalam bentuk kalor laten pada sistem TES disebut dengan dengan material berubah fase (Phase Change Material, PCM). Garam hidrat merupakan contoh dari PCM yang cukup populer sebab memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki kalor laten fusi per volum yang besar (?350 MJ/m3), konduktivitas termal yang relatif besar (?0,7 W/m K), dan harga yang relatif murah. Akan tetapi, garam hidrat memiliki derajat supercooling yang relatif besar sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk dapat berubah fase. Akibatnya, energi yang dikeluarkan menjadi lebih besar dan mengurangi efisiensi kegunaannya. Co(NO3)2?6H2O merupakan salah satu PCM yang berpotensi sebagai medium pada sistem TES, misalnya pengatur suhu pada bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh medan magnet statis 0–230 mT terhadap solidifikasi Co(NO3)2?6H2O, sebab penelitian mengenai pengaruh medan magnet terhadap proses solidifikasi masih saling berkontradiksi dan masih cukup terbatas untuk sampel garam hidrat. Sumber medan magnet statis yang digunakan yaitu magnet neodymium dan kumparan Helmholtz yang dialiri arus DC. Penelitian ini dilakukan pada sistem adiabatik dengan suhu 10–13 oC. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa medan magnet statis menyebabkan kenaikan pada suhu terjadinya nukleasi, tetapi tidak memberikan pengaruh signifikan pada suhu beku sehingga menyebabkan derajat supercooling menjadi lebih kecil. Ditemukan pula bahwa medan magnet menyebabkan nukleasi terjadi lebih cepat tetapi tidak mempengaruhi periode solidifikasi Co(NO3)2?6H2O.