




Diabetes mellitus (DM), merupakan penyakit yang ditandai oleh regulasi tidak sempurna gula
darah. Penyakit ini memiliki prevalensi sebesar 10,9% pada penduduk Indonesia yang berumur 15
tahun ke atas (Riskesdas 2018). Kontrol gula darah yang efektif penting untuk menghindari
komplikasi sekunder yang serius dari diabetes seperti perubahan mikro vaskular dan makro
vaskular yang dapat mengarah pada neuropati, nefropati dan retinopati diabetes. Dari berbagai opsi
kontrol penderita DM, mengamati hemoglobin yang terglikolisis (HbA1c) merupakan salah satu
pilihan tepat untuk pengamatan diabetes dalam jangka panjang. HbA1c sendiri dibentuk dari
proses glikosilasi non-enzimatik hemoglobin yang terekspos oleh gula darah sehingga terdapat
korelasi dengan konsentrasi gula darah dalam jangka 2-3 bulan sebelumnya (waktu hidup sel darah
merah). Saat ini, pemeriksaan kadar HbA1c biasa dilakukan pada laboratorium klinik dilakukan
dengan cara invasive yaitu dengan melakukan tes darah di laboratorium. Akan tetapi metode
pemeriksaan ini memiliki kekurangan berupa waktu pengujian yang cukup lama serta biaya tes
laboratorium yang relatif mahal. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, dalam tugas akhir ini
dilakukan perancangan yang dapat mendeteksi kadar HbA1c secara non-invasive dengan
menggunakan metode Spektroskopi. Spektroskopi absorbansi pada daerah panjang gelombang
tertentu dapat menganalisa transisi vibrasional dari molekul pembangun HbA1c dan dapat
digunakan untuk mengkuantifikasi kadar HbA1c secara tidak langsung. Tugas akhir ini berfokus
pada simulasi perancangan sistem pre-processing dari alat pendeteksi HbA1c non-invasive ini.
Perancangan ini dimulai dengan sintesis data dan pemrosesan sinyal secara analog. Pertama
sintesis data diambil dari dataset photoplethysmography (PPG) subjek dengan berbagai kondisi.
Sinyal tersebut masih memiliki amplitudo yang terlalu kecil dan mengandung derau yang
signifikan, sehingga diperlukan pemrosesan sinyal secara analog berupa proses amplifikasi dan
filtering. Sinyal yang telah di amplifikasi dan melalui proses filtering merupakan keluaran dari
sistem pre-processing yang dirancang. Luaran sistem ini dihubungkan dengan sistem digital
processing, yaitu sistem yang mengonversi menjadi sinyal digital dan pengolahan parameter
statistik sinyal lebih lanjut. Perubahan sinyal menjadi digital dimaksudkan untuk mempermudah
pengolahan data, yaitu konversi menjadi kadar HbA1c yang diinginkan. Kemudian untuk membuat
sistem konversi data yang lebih akurat digunakan machine learning yang berorientasi pada kualitas
data yang ingin diproses. Karena keterbatasan yang disebabkan pandemi COVID-19, pelaksanaan
realisasi dan pengujian tugas akhir ini berupa simulasi sirkuit. Pengembangan lebih lanjut dapat
melakukan realisasi dan pengujian fisik dari rancangan yang telah dibuat.