digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rahmah Amirah June
PUBLIC Alice Diniarti

Isopren (2-metil-1,3-butadiena) merupakan hidrokarbon C-5 yang menjadi monomer dari terpenoid. Isopren dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi karet sintetis, bahan perekat, dan zat aditif bahan bakar seperti bensin, solar, dan avtur. Isopren yang kini digunakan dalam bidang industri menggunakan minyak bumi sebagai bahan baku utama. Namun seiring dengan meningkatnya kebutuhan isopren, ketersediaan minyak bumi juga semakin menipis karena termasuk sumber daya yang tak terbarukan. Isopren juga dapat dihasilkan oleh berbagai tumbuhan, namun tidak layak untuk dikomersialkan karena proses ekstraksi sulit dilakukan dan isopren berperan penting dalam fisiologis tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan cara lain untuk produksi isopren dengan bahan baku terbarukan serta perolehan produksi yang tinggi sehingga dapat dikomersialkan. Salah satu solusi yang sedang dikembangkan saat ini adalah produksi isopren melalui proses fermentasi. Melalui jalur metabolisme methylerythritol 4-phosphate (MEP), Bacillus menjadi salah satu bakteri yang berpotensi cukup besar untuk memproduksi isopren. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produksi isopren dengan fermentasi menggunakan Bacillus subtilis, B. amyloliquefaciens, dan B. megaterium. Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan temperatur optimum untuk pertumbuhan bakteri dan produksi isopren. Proses fermentasi dilakukan dengan medium Luria Bertani (LB) secara aerobik pada tiga variasi temperatur yaitu 37ºC, 45ºC, dan 52ºC dengan kecepatan putaran 150 rpm dan laju alir oksigen 3,5 L/menit. Konsentrasi sel biomassa dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer. B. subtilis, B. megaterium, dan B. amyloliquefaciens memiliki temperatur optimum untuk pertumbuhan & produksi isopren pada temperatur 52ºC, 45ºC, dan 37ºC karena dapat menghasilkan konsentrasi sel yang maksimum dan laju pertumbuhan yang tinggi. Berdasarkan model Monod, Bacillus memiliki besar Konstanta Saturasi (Ks) glukosa sebesar 1,3 mg/L dan laju spesifik maksimum sebesar 0,42 j-1. Estimasi konsentrasi isopren B. subtilis, B. megaterium, dan B. amyloliquefaciens secara berturut-turut adalah 1.035x10-10 g/ml; 1.904x10-10 g/ml; dan 2.074x10-10 g/ml. B. amyloliquefaciens memiliki potensi yang tinggi sebagai bakteri penghasil isopren