Teknologi produksi Asbuton saat ini terus dikembangkan guna mengefektifkan
penggunaan Asbuton baik dari segi fungsi maupun jumlah penggunaannya, salah
satunya Asbuton full ekstraksi. Penggunaan Asbuton murni sebagai bahan tambah
diharapkan mampu memperbaiki sifat reologi aspal dan menurunkan proporsi
viscous pada campuran karena nilai phase angle (?) menurun sehingga campuran
tersebut semakin durabel dan lebih tahan terhadap kriteria kerusakan terutama
fatigue.
Campuran yang digunakan pada penelitian ini ada 2 yaitu campuran Lapis Antara
(AC-BC) dan Hot Rolled Asphalt (HRA). Berdasarkan penelitan terdahulu
diperoleh proporsi kadar Asbuton optimum yang disarankan untuk memperbaiki
sifat reologi aspal yaitu sebesar 8% dan 10%. Untuk melihat pengaruh perbaikan
sifat reologi aspal terhadap kinerja campuran, dilakukan penelitian dengan 3 variasi
kadar asbuton dalam aspal pen 60/70 yaitu sebesar 0%, 8% dan 10%. Sifat fisik
aspal diuji dan dibandingkan dengan Spesifikasi Bina Marga 2018, sedangkan
kinerja campuran diperoleh melalui pengujian Marshall, Modulus Resilien dengan
alat Dynamic Testing System dan kinerja kuat lelah (fatigue) dengan alat Four Point
Bending Test.
Dari pengujian sifat fisik aspal diperoleh bahwa seiring penambahan Asbuton nilai
penetrasi semakin kecil, titik melembek semakin besar, Penetrasi Indeks semakin
besar, dan juga nilai viskositas semakin besar sehingga suhu pencampuran dan
pemadatan mengalami peningkatan. Hasil uji Marshall menunjukkan bahwa
kenaikan kadar Asbuton dalam aspal pen 60/70 mampu meningkatkan stabilitas
baik pada campuran AC-BC maupun HRA. Hasil uji Marshall Immersion
menunjukkan nilai IKS paling baik yaitu pada campuran AC-BC dan HRA dengan
penambahan 10% Asbuton sehingga lebih tahan terhadap pengaruh air. Dari
pengujian DTS, nilai modulus resilien (suhu 25?C) pada campuran AC-BC dan
HRA dengan 10% Asbuton meningkat sebesar 25,88% dan 55,88% dari campuran
konvensional. Hasil pengujian kelelahan dengan Four Point Bending Test
menujukkan bahwa campuran HRA 10% Asbuton menghasilkan nilai umur
kelelahan lebih tinggi dibandingkan campuran AC-BC karena campuran HRA lebih
fleksibel ditandai dengan nilai phase angle (?) yang kecil sehingga campuran lebih
tahan terhadap retak lelah. Dari segi biaya, campuran HRA 10% Asbuton
menghasilkan biaya yang lebih murah dibandingkan dua campuran lainnya karena
umur kelelahan campuran HRA 10% Asbuton lebih panjang dibandingkan dengan
campuran lainnya.
Secara umum, berdasarkan hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa
campuran HRA dengan penambahan 10% Asbuton cenderung lebih unggul
dibandingkan campuran AC-BC sehingga menghasilkan campuran yang efektif
baik dari segi kinerja campuran maupun biaya. Penambahan kadar optimum
Asbuton murni dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kinerja
perkerasan.