
Disertasi_Arief_rev1BB2312_revYR2312_revAJ2312_R2_FINAL.pdf)u
PUBLIC Erlin Marliana Effendi 
COVER Arief Nur Pratomo
PUBLIC Erlin Marliana Effendi 
2020 DS PP ARIEF NUR PRATOMO 1 - ISI.pdf
PUBLIC Erlin Marliana Effendi 
PUSTAKA Arief Nur Pratomo
PUBLIC Erlin Marliana Effendi
Kelaikan-ledak struktur (structural blastworthiness) adalah kemampuan suatu
struktur untuk berdeformasi dengan gaya terkontrol dan memberikan ruang yang
cukup untuk keselamatan penumpang selama terjadi ledakan. Frasa ini
dimunculkan untuk menunjukkan kebutuhan yang mendesak pada struktur laikledak
(blastworthy
structure).
Struktur
laik-ledak
ini
diharapkan
dapat
mengurangi
risiko
cedera penumpang suatu kendaraan tempur akibat serangan ranjau yang
banyak terjadi di daerah perang atau daerah damai paska perang.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa konstruksi aluminum foam
sandwich (AFS) memiliki karakteristik penyerapan energi ledak yang unggul. AFS
adalah sebuah konstruksi yang terdiri dari busa aluminum yang diapit oleh dua pelat
logam. Karakteristik busa aluminum (Al-foam) sebagai penyerap energi ledak dapat
diamati melalui deformasi yang masif pada dinding sel rongga udara saat terkena
beban impak. Selain ringan, Al-foam juga memiliki kapasitas penyerapan energi
deformasi (luas kurva tegangan-regangan) yang besar. Saat dibebani tekan, Alfoam
mengalami
tegangan
datar
(plateau
stress)
yang
panjang
sebelum
mengalami
pemadatan.
Dengan
massa
yang
ringan
dan
penyerapan
energi
yang
besar
membuat
Al-foam
memiliki
penyerapan
energi
per
massa
yang
lebih baik
dari
material
lain.
(#tujuan)
Tujuan
utama dari penelitian ini adalah meningkatkan kelaikan-ledak struktur
kendaraan tempur Anoa 6×6 dari level 1 ke level 3 merujuk ke NATO STANAG
4569. Strategi pencapaian tujuan tersebut adalah dengan mendesain dan
menganalisis pelindung tambahan berupa AFS dan kursi anti-ranjau untuk
diaplikasikan pada kendaraan tempur Anoa 6×6. Setelah dipasang pelindung
tambahan, keselamatan penumpang Anoa 6×6 dianalisis melalui penilaian risiko
cedera.
(#batasanmasalah)
Penelitian ini berfokus pada pengaruh pelindung tambahan terhadap keselamatan
penumpang dari ancaman ranjau. Pelindung tambahan primer berupa AFS dipasang
di bawah lantai kendaraan tempur Anoa 6×6 yang akan dibebani ranjau bermassa 8
kg dengan jenis trinitrotoluene (TNT) di bawah perut kendaraan tersebut (NATO
STANAG 4569 level 3b). Standar-standar yang digunakan adalah NATO
STANAG 4569 dan dokumen turunannya, Allied Engineering Publication (AEP)
55 volume 2. Umumnya konstruksi AFS ini tetap menyisakan akselerasi dan
perpindahan yang tinggi pada lantai kendaraan tempur selama ledakan berlangsung.
Sisa akselerasi dan perpindahan yang masih tinggi ini diatasi oleh pelindung
tambahan sekunder berupa kursi anti-ranjau sedemikian sehingga dapat
mengurangi risiko cedera penumpang.
(#metodedananalisis)
Secara umum penelitian ini terdiri atas tiga kegiatan utama yaitu uji integritas
struktur, uji keselamatan penumpang, dan uji keselamatan penumpang dengan
beban berlebih. Tiga kegiatan utama ini dibagi lagi menjadi enam tahapan sesuai
dengan nama bab yaitu (1) studi pustaka dan kajian analitis, (2) pemodelan numerik
kelaikan-ledak AFS, (3) desain dan analisis setup pengujian ledak AFS, (4)
pengujian validasi kelaikan-ledak AFS, (5) desain dan analisis keselamatan
penumpang kendaraan tempur, dan (6) desain dan analisis kehandalan (robustness)
pelindung tambahan kendaraan tempur.
(#hasil)
Dari penelitian ini diperoleh desain pelindung tambahan kendaraan tempur berupa
AFS dan kursi anti-ranjau untuk Anoa 6×6 yang memenuhi NATO STANAG 4569
level 3b. Pelindung tambahan dengan konstruksi AFS telah lulus uji integritas
struktur yang ditandai dengan tidak adanya lubang akibat ledakan ranjau, namun
akselerasi dan perpindahan lokal akibat ledakan pada lantai masih tinggi masingmasing
30.114
G
dan
15
cm.
Saat
AFS
diaplikasikan
ke
Anoa
6×6,
sisa
akselerasi
dan
perpindahan ini menyebabkan kursi bawaan Anoa 6×6 tidak lulus uji
keselamatan penumpang, sehingga perlu dilakukan modifikasi kursi anti-ranjau.
Modifikasi ini terdiri atas (1) perubahan sistem pemasangan kursi dan (2)
peninggian posisi sandaran kaki. Dengan kursi anti-ranjau yang termodifikasi ini
diperoleh pengurangan risiko cedera hingga lebih dari 90% pada bagian tubuh yang
dinilai kritis (kepala, leher, dan tulang kering (tibia)). Saat diaplikasikan ke uji
keselamatan penumpang dengan beban berlebih (overmatch), kursi tersebut harus
dimodifikasi kembali untuk mampu menahan beban ledak 10 kg TNT. Modifikasi
lebih lanjut berupa peningkatan sandaran kaki hingga 24 cm mampu memenuhi
beban ledak 10 kg TNT, namun hal ini memberikan pengaruh negatif kepada
kenyamanan penumpang.
(#manfaat dan kontribusi)
Penelitian ini berdampak besar dalam industri militer dan industri penyedia material
baja dan aluminum. Bagi industri militer dalam negeri, terdapat peningkatan nilai
tambah pada kendaraan tempur yang telah memenuhi kelaikan-ledak melalui
pembuatan varian kendaraan tempur laik-ledak. Di samping itu, penggunaan Alfoam
akan memicu perusahaan dalam negeri seperti PT INALUM untuk
menyediakan rantai pasok kebutuhan Al-foam. Selain itu, PT Krakatau Steel juga
dapat menyediakan rantai pasok dari baja kekuatan tinggi dan menengah yang
selama ini masih diimpor dari luar negeri. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada
metodologi desain, produk pelindung tambahan, dan model numerik yang
digunakan untuk untuk mengevaluasi pengaruh pelindung tambahan AFS dan kursi
anti-ranjau terhadap keselamatan penumpang kendaraan tempur Anoa 6×6 dari
ancaman ranjau.