Dari perspektif termodinamika, operasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) bekerja dengan siklus Rankine. Pembangkitan listrik yang efisien dicapai
melalui konservasi energi (entalpi) aliran uap dari sumur ke pembangkit, konversi
energi maksimum pada turbin dengan pengaturan tekanan kondensasi yang rendah,
serta pemakaian listrik sendiri (houseload) yang minimal. Pada hampir semua
PLTP, tekanan kondensasi (kondensor) dijaga kevakumannya oleh ejektor yang
menghisap akumulasi Non-Condensible Gas (NCG), yaitu CO2, dan H2S, dari
kondensor, sedangkan efektivitas kondensasinya ditentukan oleh ketersediaan air
pendingin yang bergantung pada kinerja pompa sirkulasi air pendingin. Pada
umumnya PLTP didesain untuk bekerja pada basis bebannya (100% kapasitas)
sehingga kinerja peralatan penunjang seperti ejektor dan pompa tidak sensitif
terhadap fluktuasi beban pembangkitan maupun perubahan kandungan NCG
(persen berat dalam total pasokan uap). Hal ini mengakibatkan pemakaian energy
pada PLTP ejektor cenderung tetap.
Dalam operasi di PLTP “X”, kandungan NCG hanya 35% dari desain, sedangkan
pembangkitan harian berfluktuasi di bawah basis beban sesuai instruksi otoritas
pengatur jaringan. Kondisi operasi yang dinamis ini memberi peluang upaya
efisiensi energy melalui modifikasi sistem kerja ejektor dan pompa sirkulasi
pendingin agar lebih adaptif terhadap perubahan beban, yang akhirnya menunjang
konservasi cadangan uap. Analisa kinerja dan perancangan sistem control untuk
ejektor dan pompa sirkulasi pendingin menjadi lingkup bahasan tesis, melalui
evaluasi kombinasi opsi: pengaturan debit air pendingin dengan pengontrolan aliran
uap penggerak atau modifikasi fisik bertahap pada ejektor.