digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Getbogi Hikmawan
PUBLIC Ratnasari

COVER Getbogi Hikmawan
PUBLIC Ratnasari

BAB 1 Getbogi Hikmawan
PUBLIC Ratnasari

BAB 2 Getbogi Hikmawan
PUBLIC Ratnasari

BAB 3 Getbogi Hikmawan
PUBLIC Ratnasari

BAB 4 Getbogi Hikmawan
PUBLIC Ratnasari

BAB 5 Getbogi Hikmawan
PUBLIC Ratnasari

PUSTAKA Getbogi Hikmawan
PUBLIC Ratnasari

Kosmologi standar memiliki beberapa masalah dalam menjelaskan evolusi alam semesta, diantaranya masalah horizon dan masalah kedataran (flatness). Teori inflasi dicetuskan untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh kosmologi standar, yang mana ide dari teori inflasi adalah bahwa alam semesta pada awalnya mengalami suatu periode ekspansi eksponensial yang berlangsung dalam periode singkat. Hingga saat ini, banyak model yang mencoba menjelaskan mengenai peristiwa ini. Namun, model-model yang ada masih berupa spekulasi karena masih sedikitnya hasil observasi yang dapat menunjukkan bahwa alam semesta mengalami inflasi. Oleh karena itu, timbul pertanyaan ”dari sekian banyak model, model mana yang tepat memberikan gambaran mengenai inflasi?”. Teori relativitas umum menjelaskan bahwa dinamika alam semesta dijelaskan melalui persamaan Einstein. Ruas kiri persamaan Einstein menggambarkan geometri alam semesta sedangkan ruas kanannya menggambarkan energi dan materi yang mengisi alam semesta. Model-model yang ditinjau dapat disusun berdasarkan dua pendekatan dasar yaitu dengan memodifikasi ruas kanan persamaan Einstein (disebut pendekatan materi termodifikasi/modified matter) atau dengan memodifikasi ruas kiri persamaan Einstein (disebut pendekatan gravitasi termodifikasi/modified gravity). Penelitian yang dikerjakan adalah kajian analitik mengenai model inflasi alam semesta yang dibangun dari Teori Horndeski sebagai teori skalar-tensor paling umum dengan menggunakan teori perturbasi kosmologi (skalar dan tensor). Hasil kajian analitik aspek non-perturbatif dan perturbatif dari model yang dibangun menunjukkan bahwa secara alami inflasi bisa terjadi dan stabil pada setiap moda perturbasi. Kestabilan dari model ini dipelajari dari persamaan gerak masing-masing moda perturbasinya. Kemudian dapat diturunkan indeks spektral dari masing-masing moda perturbasinya dan dapat ditunjukkan bahwa indeks spektral yang diperoleh dari model yang dibangun sesuai dengan data observasi radiasi kosmik latar belakang.