Saat ini, telekomunikasi tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan masyarakat karena setiap
kegiatan terintegrasi dengan layanan ponsel mereka. Pada era digital ini, pengguna seluler telah
beralih ke layanan data (OTT, over the top) daripada layanan legacy (pesan suara dan pesan
teks). Indonesia menempati peringkat nomor empat terbesar di dunia dengan pertumbuhan
kondisi ekonomi menjanjikan yang mengarah pada permintaan yang tinggi akan kebutuhan
telekomunikasi bagi masyarakat. Kondisi ini akan membuat industri telekomunikasi yang
diproyeksikan akan tumbuh menjanjikan di masa depan akan menjadi menarik bagi para
investor untuk berinvestasi di industri telekomunikasi. PT. XL Axiata, Tbk. adalah salah satu
operator seluler terbesar di Indonesia dengan kinerja yang menjanjikan. Pada tahun 2018,
dikarena regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendaftarkan ulang kartu SIM,
banyak operator seluler kehilangan pelanggannya, pertumbuhan industri telekomunikasi turun
sebesar minus 6 persen dan menyebabkan hilangnya keuntungan bagi operator seluler. Pada
tahun 2019 perusahaan telekomunikasi mulai pulih dari kesulitan yang ditunjukkan oleh harga
saham yang mulai meningkat.
Tujuan penelitian ini untuk menilai PT. XL Axiata, Tbk. harga saham dengan menggunakan
Absolute Valuation berdasarkan Discounted Cash Flow (DCF) dan Relative Valuation
berdasarkan data historis EV/EBITDA dan metode P/E Ratio untuk memperkirakan harga
saham potensial XL Axiata di akhir tahun 2020 dengan menggunakan data historis 5 tahun dari
2015 hingga 2019. Penelitian ini menyimpulkan bahwa harga saham XL Axiata pada akhir
tahun 2020 masih memiliki potensi kenaikan dengan menilai menggunakan dua metode yang
disebutkan sebelumnya.