digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ika Kurnia S S Farm Apt
PUBLIC yana mulyana

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan terutama diberbagai negara berkembang termasuk Indonesia. Secara tradisional masyarakat telah menggunakan daun Suji (Dracaena angustifolia Roxb), daun Harendong (Melastoma malabathricum L), dan Herba Ciplukan (Physalis angulata L.) untuk mengatasi berbagai gangguan pencernaan termasuk diare. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antidiare dan antibakteri ekstrak maupun fraksi terpilih dari ketiga tumbuhan tersebut. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol. Ekstrak terpilih difraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut n-heksan dan etil asetat secara bertahap. Uji aktivitas antimikroba dilakukan secara in vitro dengan menggunakan metode broth microdilution terhadap ekstrak dan fraksi tumbuhan terpilih. Mikroba uji yang digunakan adalah Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, dan Salmonella typhi. Dilakukan uji antidiare pada hewan uji yang diinduksi minyak jarak. Sediaan uji diberikan satu jam sebelum induksi kemudian dilakukan pengamatan terhadap feses (frekuensi, konsistensi dan berat). Metode waktu lintas usus juga dilakukan pada percobaan ini dengan prinsip membandingkan usus yang dilalui marker dengan panjang usus seluruhnya. Dari hasil uji aktivitas antidiare yang menunjukkan penurunan frekuensi dan konsistensi feses paling baik adalah ekstrak herba ciplukan dosis 50 mg/kg bb dan 100 mg/kg bb, pada menit ke 120-150 menunjukkan perbedaan bermakna dibanding kelompok kontrol (p<0,05). Aktivitas penurunan motilitas usus yang baik dapat ditunjukkan oleh fraksi etil asetat herba ciplukan pada dosis 25 mg/kgbb. Dari pengujian antibakteri yang menunjukkan hasil terbaik ditunjukkan oleh fraksi n-heksan yang mempunyai kemampuan penghambatan pada bakteri Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, Eschericia coli, dan Salmonella typhi, dengan KHM berturut-turut 512 µg/ml, 256 µg/ml, 512 µg/ml, dan 256 µg/ml. Sedangkan pada daun harendong fraksi etilasetat mampu menghambat Shigella dysenteriae pada KHM 128 µg/ml, dan Salmonella typhi pada KHM 512 µg/ml, sedangkan fraksi n-heksan mampu menghambat pertumbuhan Shigella dysenteriae dan Salmonella typhi pada KHM 512 µg/ml. Kesimpulan: Dari ketiga tanaman yang diuji dapat disimpulkan bahwa herba ciplukan merupakan tanaman yang terbaik yang mempunyai aktivitas antidiare dan antibakteri. Fraksi n-heksana daun ciplukan merupakan fraksi yang paling baik sebagai antidiare dengan menurunkan gerakan peristaltik usus sehingga frekuensi defekasi menjadi berkurang dan konsistensi feses menjadi meningkat dan juga paling baik sebagai antibakteri terhadap bakteri Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, Eschericia coli, dan Salmonella typhi, dibandingkan dengan fraksi lainnya.