Pasien dengan penyakit Diabetes Melitus Tipe II yang disertai dengan komplikasi berupa infeksi
saluran kemih seringkali menerima kombinasi gliklazid dengan siprofloksasin sebagai terapi.
Penelitian sebelumnya membuktikan terjadi interaksi antara gliklazid dengan siprofloksasin,
menyebabkan eliminasi siprofloksasin terhambat. Interaksi yang terjadi antara gliklazid dengan
siprofloksasin diduga melibatkan protein transporter yaitu P-glycoprotein (P-gp). Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari interaksi gliklazid dengan siprofloksasin pada transporter P-gp. Tikus
wistar jantan dibagi ke dalam empat kelompok (n= 5). Kelompok I diberikan gliklazid tuggal,
kelompok II diberikan siprofloksasin tunggal, kelompok III diberikan gliklazid bersama dengan infus
intravena kinidin, dan kelompok IV diberikan siprofloksasin bersama infus intravena kinidin. Sampel
darah diambil melalui arteri femoral sesuai titik sampling yang sudah ditentukan, kemudian
dianalisis dengan metode KCKT dan ditentukan parameter farmakokinetiknya. Konsentrasi kinidin
dalam darah ditentukan dengan metode KCKT untuk mengetahui ketercapaian konsentrasi target.
Parameter farmakokinetika gliklazid dengan pemberian bersama kinidin (kelompok III) hanya
memberikan perbedaan nilai tmaks (1,50 ± 0,00 menjadi 0,55 ± 0,11) terhadap kelompok pemberian
gliklazid tunggal (kelompok I). Sementara parameter farmakokinetika siprofloksasin yang diberikan
bersama kinidin (kelompok IV) berbeda secara signifikan (p< 0,05) terhadap kelompok
siprofloksasin tunggal (kelompok II), berupa ?±????? ?????????????±?üadi 0,07 ± 0,01 /jam),
clearance (16,67 ± 3,89 menjadi 9,44 ± 1,51 l/kg.jam), tmaks (0,75 ± 0,00 menjadi 0,50 ± 0,00), serta
peningkatan t ½ biologis (2,97 ± 0,45 menjadi 9,98 ± 1,34 jam). Pemberian gliklazid bersama dengan
kinidin tidak menyebabkan perubahan pada parameter eliminasi gliklazid. Sementara pemberian
siprofloksasin bersama kinidin menyebabkan penurunan eliminasi siprofloksasin, sehingga
siprofloksasin dikatakan sebagai substrat P-gp.