
COVER Annisa Nurul Ilmi
PUBLIC Alice Diniarti 
BAB 1 Annisa Nurul Ilmi
PUBLIC Alice Diniarti 
BAB 2 Annisa Nurul Ilmi
PUBLIC Alice Diniarti 
BAB 3 Annisa Nurul Ilmi
PUBLIC Alice Diniarti 
BAB 4 Annisa Nurul Ilmi
PUBLIC Alice Diniarti 
BAB 5 Annisa Nurul Ilmi
PUBLIC Alice Diniarti 
PUSTAKA Annisa Nurul Ilmi
PUBLIC Alice Diniarti
Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan penyakit yang diakibatkan oleh
disregulasi sistem imun terhadap mikrobiota usus. Ulcerative Colitis (UC), salah
satu bentuk dari IBD ditandai dengan meningkatnya sekresi sitokin pro inflamasi
dan dapat berkembang menjadi kanker kolorektal. Saat ini pengobatan terhadap
IBD masih menggunakan obat anti inflamasi berupa sediaan injeksi dan tablet
yang memiliki harga jual yang mahal sehingga diperlukan alternatif lain. Jamu
Beras Kencur (JBK) dan Cholera Toxin B Subunit (CTB) memiliki efek anti
inflamasi, namun efeknya belum optimal. Untuk meningkatkan peranan anti
inflamasi, digunakan kombinasi dari kedua komponen tersebut. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi minuman fungsional khas
Indonesia adalah jamu beras kencur yang dikombinasikan dengan Cholera Toxin
B Subunit sebagai anti inflamasi hewan model mencit (Mus musculus) galur
C57BL6 usia 6-8 minggu.
Aktifitas anti inflamasi dilakukan terhadap mencit Mus musculus galur C57BL6
yang diinduksi IBD dengan Dextran Sulfate Sodium (DSS) 3,5 % melalui oral
selama 12 hari, sedangkan non DSS merupakan kelompok yang hanya diberi
Drinking Water (DW). Mencit Mus musculus dibagi menjadi 5 kelompok
perlakuan DSS dan 5 kelompok non DSS yang diberi berbagai larutan uji
berbeda yaitu Phosphate Buffer Saline (PBS), JBK 0,037 gr/kgBB, CTB 10 ?g,
dan dual (kombinasi JBK dan CTB). Untuk kontrol positif, Dexamethasone 0,5
mg/kgBB digunakan pada kelompok perlakuan DSS sedangkan kelompok non
DSS diberi larutan gula 0,0153 gr/kgBB. Larutan uji diberikan selama 8 hari
setelah masa induksi IBD dengan DSS. Pengamatan berat badan dan Disease
Activity Index (DAI) dilakukan setiap hari. Hewan uji dibedah pada akhir
percobaan. Panjang organ kolon pada mencit diukur dan indeks organ dianalisa.
Organ kolon dipreparasi untuk analisis histologi dengan pewarnaan
Hematoksilin Eosin (HE) dan analisis ekspresi mRNA. Analisis ekspresi mRNA
Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-?) dan Transforming Growth Factor Beta
(TGF-?) dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR.
Kombinasi JBK dan CTB memiliki efek penyembuhan terhadap IBD yang
ditandai dengan penurunan skor Disease Activity Index dan penurunan berat
badan yang lebih sedikit dari kelompok mencit DSS+PBS dan lebih baik bila
dibandingkan dengan kelompok DSS+JBK dan DSS+CTB. Berdasarkan
iii
indeks organ, tidak terdapat perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan
baik kelompok DSS maupun non DSS (P>0,05) menandakan bahwa larutan uji
yang diberikan aman dan tidak mempengaruhi organ jantung, hepar, limfa,
ginjal kiri dan ginjal kanan hewan uji. Kombinasi JBK dan CTB yang memiliki
aktifitas dalam pemulihan panjang kolon paling baik yaitu 6,5±0,1 cm, berbeda
signifikan dengan kelompok DSS+PBS yaitu 4,2±0,4 cm (P<0,05).
Aktifitas perbaikan jaringan mukosa pada kelompok DSS+JBK, DSS+CTB
dan DSS+Dual (kombinasi JBK+CTB) terlihat lebih baik ditandai dengan
penurunan skor histopatologi meliputi yaitu ulserasi crypts, lesi mukosa dan
erosi epitel. TNF-? pada tingkat mRNA diekspresikan paling tinggi pada
kelompok induksi DSS+CTB dan DSS+Dual bila dibandingkan dengan kontrol
menunjukkan bahwa kombinasi JBK dan CTB kemungkinkan berperan dalam
menginduksi perbaikan kolon melalui induksi TNF-? terhadap Intestinal Stem
Cell. Ekspresi TGF-? pada tingkat mRNA yang rendah pada kelompok
DSS+Dual di akhir pemberian larutan menunjukkan bahwa perbaikan struktur
mukosa lebih cepat pada masa pemulihan. Berdasarkan hasil penelitian, Jamu
Beras Kencur yang dikombinasikan Cholera Toxin B Subunit berpotensi
sebagai minuman fungsional anti inflamasi pada hewan model mencit.