







Pertumbuhan ekonomi harus ditunjang dengan pembangunan infrastruktur jalan.
Manfaat dari pembangunan infrastruktur jalan dapat berupa peningkatan
kegiatan ekonomi maupun penghematan biaya operasional kendaraan (BOK).
Model HDM-4 dan Pedoman Pd T-15-2005-B dapat digunakan untuk
memprediksi BOK dengan input karakteristik jalan, kendaraan, dan lalu lintas.
Penelitian ini membandingkan nilai prediksi komponen BOK oleh model HDM-4
dan Pd T-15-2005-B dengan hasil pendataan biaya actual yang dikeluarkan oleh
operator kendaraan. Penelitian akan dilakukan terhadap bus DAMRI Trans
Metro Bandung koridor 1 Cibeureum – Cibiru. Komponen BOK yang diteliti
antara lain: biaya bahan bakar, biaya ban, biaya pelumas (0li), biaya suku
cadang, dan biaya upah pemeliharaan.
Prediksi biaya bahan bakar oleh HDM-4 memberikan nilai 31% lebih kecil dari
biaya aktual, sedangkan prediksi oleh Pd T-15-2005-B 45% lebih besar. Prediksi
biaya ban oleh HDM-4 6% lebih kecil dari biaya actual, sedangkan berdasarkan
rumus perhitungan Pd T-15-2005-B lebih kecil 28%. Prediksi biaya pelumas oleh
HDM-4 lebih besar 37% dari biaya aktual, sedangkan oleh Pd T-15-2005-B lebih
kecil 46%. Perhitungan biaya suku cadang oleh HDM-4 memberikan nilai 331%
jauh lebih besar dari biaya actual, sedangkan hanya 119% lebih besar dari biaya
actual berdasarkan perhitungan Pd T-15-2005-B. Perkiraan upah pemeliharaan
kendaraan oleh model HDM-4 380% lebih besar dari biaya actual dan sangat
besar bila dihitung menggunakan rumus Pd T-15-2005-B yaitu 12025% lebih
besar dari biaya actual.
Model HDM-4 perlu dikalibrasi terutama dalam terhadap pengaruh kemacetan
lalu lintas yang mempengaruhi secara langsung biaya bahan bakar maupun
komponen lainnya secara tidak langsung. Selain itu, kondisi idle kendaraan perlu
diperhitungkan sebagai factor yang turut mempengaruhi komponen BOK
khususnya biaya bahan bakar.