digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Aris Rinaldi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Aris Rinaldi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Aris Rinaldi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Aris Rinaldi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Aris Rinaldi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Aris Rinaldi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 6 Aris Rinaldi
PUBLIC Alice Diniarti

DAFTAR Aris Rinaldi
PUBLIC Alice Diniarti

Teori konsolidasi umumnya diaplikasikan pada tanah jenuh air yang berasosiasi dengan lapisan media berpori di bawah muka air tanah. Kondisi aktual menunjukkan bahwa fenomena konsolidasi justru juga lazim terjadi di tanah tak jenuh air. Pembebanan pada proses konsolidasi menyebabkan udara terdisipasi terlebih dahulu dibandingkan air, karena nilai kompresibilitas udara jauh lebih besar daripada kompresibilitas air. Disipasi udara terjadi secara gradual, menyebabkan udara keluar dari zona tanah jenuh air sehingga lambat laun menjadi jenuh air. Bila kondisi jenuh dicapai, maka selanjutnya akan terjadi disipasi air dalam kondisi tanah jenuh air atau lazim disebut sebagai konsolidasi tanah jenuh air. Parameter yang sering diukur pada zona tanah tak jenuh air adalah kadar air, dimana distribusi kadar air pada tanah juga berkaitan erat dengan proses infiltrasi dan evaporasi.Variasi distribusi kadar air pada zona tanah tak jenuh air menyebabkan nilai konduktivitas hidrolik juga bervariasi berdasarkan nilai kadar air. Variasi nilai konduktivitas hidrolik berpengaruh terhadap nilai koefisien konsolidasi, dimana nilai koefisien konsolidasi juga bervariasi terhadap nilai kadar air. Variasi nilai koefisien konsolidasi terjadi secara gradual dan non linier. Perkembangan keilmuan air tanah, baik dari sisi rekayasa, sains, dan teknologi telah membawa masa depan baru dalam keilmuan air tanah. Penelitian ini mencoba mencari korelasi pengaruh distribusi kadar air pada konsolidasi tanah tak jenuh air, sehingga didapat formulasi awal koefisien konsolidasi non linier di tanah tak jenuh air. Harapannya, penelitian ini menjadi wawasan baru bagi keilmuan air tanah.