Indonesia memiliki potensi sumber daya untuk energi seperti; batubara, gas alam,
dan biomasa yang belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu permasalahan
yang dihadapi terkait dengan pemanfaatan sumber daya ini ialah mengenai
teknologi konversinya menjadi BBM. Sintesis Fischer-Tropsch merupakan suatu
proses katalitik yang mampu mengkonversi syngas (campuran gas H2-CO)
menjadi hidrokarbon. Teknologi Low Temperature Fischer Tropsch (LTFT)
merupakan teknologi yang mampu mengarahkan rentang selektivitas produk ke
arah fraksi hidrokarbon berat, sehingga dengan infrastruktur kilang seperti yang
ada sekarang ini produk FT (Fischer Tropsh) dapat dikonversi lebih lanjut lagi
menjadi fraksi BBM. Pada studi ini dilakukan pengembangan katalis berbasis
Co/Al2O3 untuk proses LTFT. Permasalahan awal yang harus dipecahkan pada
pengembangan katalis ini adalah terkait permasalahan reduksibilitas-aktivitas
serta peningkatan selektivitas produk.
Dengan menggambarkan bentuk reduksibilitas melalui parameter fisik seperti
ukuran partikel (dp Co), maka dipelajari pengaruh berbagai metode pretreatment
penyangga pada rekayasa ukuran pori sebagai cetakan ukuran partikel Co (dp Co),
serta pengaruh penambahan promotor Cu dan K terhadap aktivitas dan selektivitas
produk C5+. Hasil penelitian menunjukkan semua metode pretreatment yang
dilakukan berhasil meningkatkan ukuran dp Co sebesar 22-57% pada rentang nilai
9,8–12,6 nm. Penyangga termodifikasi pretreatment metode refluks menggunakan
NH4NO3 100 g/L (R100) dipilih dengan beberapa pertimbangan diantaranya: 1)
metode ini masih mampu mempertahankan struktur penyangga dengan baik
(Vpori dan SA yang besar); 2) Ukuran dp Co yang dihasilkan cukup tinggi
sebesar 12,2 nm; 3) peningkatan aktivitas katalitik yang teramati juga cukup
signifikan. Penambahan promotor Cu pada acuan katalis termodifikasi
pretreatment penyangga R100, terbukti mampu lebih meningkatkan XCO
(Konversi CO) meskipun terdapat kadar maksimum Cu sebesar 0,6%-b dengan
nilai XCO tertinggi sebesar 97,9%. Sementara penambahan promotor K, terlihat
mampu meningkatkan baik XCO maupun selektivitas terhadap C5+, SC5+ meskipun
terdapat nilai maksima di mana penambahan promotor K lebih lanjut (2%-b)
malah menurunkan sinergi kedua modifikasi ini (XCO turun menjadi 71,07%,
tetapi SC5+ tetap naik menjadi 79,6%). Terlepas dari itu modifikasi ini masih
menyisakan banyak ruang bagi peningkatan selektivitas produk C5+.
Berikutnya dengan menggambarkan bentuk reduksibilitas melalui parameter
kimiawi seperti karakter keasaman, maka dilakukan kajian karakter keasaman
dengan penambahan berbagai konsentrasi promotor K (0-2%-b), Mn (1-1,5%-b)
serta larutan impregnan basa NH4OH (0,035-2,5%-v/v). Promotor Mn memliki
karakter dapat meningkatkan keasaman, promotor K dapat meningkatkan
kebasaan, sedangkan pelarut NH4OH digunakan untuk pembentukan kompleks
kobalt yang bermuatan asam [Co(NH3)6]2+. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
katalis terbaik pilihan adalah katalis dengan penambahan promotor K (1%-b) serta
larutan impregnan basa NH4OH (0,035%-v/v) (Co-K/Al2O30,035IB) dengan
berbagai kelebihannya diantaranya: (1) Katalis ini mampu memberikan XCO, SC5+
dan Ygas di atas target (XCO > 70%, SC5+ > 70%, dan Ygas < 5%) dengan nilai
terukur sebesar XCO = 80,3% dan SC5+ = 96,5% dan Ygas = 2,83%; (2) Katalis ini
masih mampu mempertahankan struktur fisik dengan baik ( SA (Surface Area)
dan dp (Diameter Pori) yang besar); (3) Katalis ini memiliki karakter keasaman
yang moderat, cukup asam untuk meningkatkan konversi dan cukup basa untuk
peningkatan selektivitas produk C5+; (4) Katalis ini memiliki Ukuran dp Co yang
cukup optimum sebesar 8,45 nm.
Selanjutnya dilakukan karakterisasi katalis terbaik pilihan (Co-K/Al2O3 0,035IB)
serta mengkaji pengaruh kondisi operasi temperatur dan laju alir untuk melihat
pengaruhnya terhadap aktivitas dan selektivitas katalis. Uji aktivitas katalis
dilangsungkan pada reaktor unggun tetap dengan kondisi operasi LTFT (tekanan
20 Bar, temperatur 230-250°C, laju alir sebesar 25-40 mL/min, dan rasio H2/CO
sebesar 2:1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa katalis ini memiliki ukuran dp
Co = 8,45 nm, karakteristik fisik SA = 176,5 m2/g, Vpori = 0,36 ml/g, dpori = 8,2
nm, reduksibilitas yang tinggi, serta karakter keasaman moderat Lkat/Lco-0 = 1,14.
Uji aktivitas menunjukkan bahwa konversi syngas dan selektivitas C5+ tertinggi
dicapai pada T = 250oC. Lj alir 25 mL/min, P = 20 Bar, rasio syngas 2 : 1 sebesar
XCO = 96,2%, XH2 = 83,04%, dan SC5+ = 79,4%. Kenaikan temperatur akan
meningkatkan nilai XCO dan XH2, meningkatkan selektivitas produk hidrokarbon
ringan (SC1, SC2–4) tetapi menurunkan selektivitas produk hidrokarbon rantai
panjang (SC5+). Sementara penurunan laju alir menyebabkan peningkatan
selektivitas produk hidrokarbon rantai panjang (SC5+) dan menurunkan nilai XCO
dan XH2 dan selektifitas produk hidrokarbon ringan (SC1, SC2–4).
Dan yang terakhir dilakukan studi kinetika reaksi untuk mendapatkan model dan
parameter kinetika konsumsi reaktan serta produksi hidrokarbon menggunakan
katalis Co-K/Al2O3 0,035IB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinetika
konsumsi reaktan dengan model hukum pangkat menunjukkan nilai Ea sebesar 31
kJ/mol dengan orde reaksi -2 untuk CO dan 0,75 untuk H2. Nilai ini berlaku pada
temperatur reaksi 230 – 250°C dengan nilai error < 3% untuk tiap temperaturnya.
Sementara model mekanistik jalur assosiatif menunjukkan nilai Ea sebesar 81,4
kJ/mol. Parameter termodinamika berupa nilai entalpi untuk reaksi adsorpsi CO
dan H2 pada katalis sebesar 21,3 kJ/mol dan 77,05 kJ/mol.