digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Erupsi Gunungapi Lokon pada 29 Agustus 2015 merupakan bagian dari rangkaian erupsi yang dimulai dari kejadian erupsi freatik pada Februari 2011. Puncak peningkatan aktivitas Gunungapi Lokon ditandai dengan terjadinya erupsi freatik pada 26 Juni 2011, dan disusul dengan erupsi pada Juli dan Agustus 2011. Hingga 2015 aktivitas vulkanik Gunungapi Lokon masih berfluktuatif dengan kejadian erupsi setiap tahun. Penelitian deformasi Gunungapi Lokon periode erupsi Agustus 2015 dilakukan uttuk mengetahui karakteristik dan mekanisme deformasi yang terjadi. Lokasi pusat tekanan diprediksi dengan menggunakan Model Mogi. Model Mogi dipilih karena sudah sangat umum diaplikasikan di daerah gunungapi. Penentuan lokasi pusat tekanan dengan menggunakan model ini kemudian divalidasi dengan data kegempaan dan geologi. Hasil pengamatan dengan metoda GPS selama 2 (dua) sesi, yaitu: Maret – April 2015 dan Agustus 2015 terlihat bahwa vektor pergeseran titik ukur lebih dominan dipengaruhi oleh gaya-gaya yang bekerja akibat struktur geologi terutama fase penstabilan kerak akibat adanya pelepasan tekanan. Pergeseran yang diakibatkan oleh aliran magma bersifat minor, dicirikan dengan nilai komponen tinggi (height) yang mengalami pemendekan (bernilai negatif). Penyusutan tersebut diasosiasikan dengan kejadian gempa hembusan yang masih tinggi dan erupsi Gunungapi Lokon pada 20 Mei 2015. Deformasi yang terjadi akibat migrasi magma ke permukaan kemudian dihitung untuk mengetahui besarnya suplai magma dari kedalaman yang lebih dalam terhadap kantong magma yang lebih dangkal (injeksi magma). Suplai magma dihitung melalui 2 (dua) jenis data, yaitu data GPS dan data tilt. Dari kedua data tersebut diperoleh perhitungan kecepatan suplai magma menggunakan data GPS lebih besar daripada kecepatan suplai magma menggunakan data tilt.