
ABSTRAK Reza Adhi Fajar
PUBLIC Resti Andriani 
COVER Reza Adhi Fajar
PUBLIC Resti Andriani 
BAB 1 Reza Adhi Fajar
PUBLIC Resti Andriani 
BAB 2 Reza Adhi Fajar
PUBLIC Resti Andriani 
BAB 3 Reza Adhi Fajar
PUBLIC Resti Andriani 
BAB 4 Reza Adhi Fajar
PUBLIC Resti Andriani 
BAB 5 Reza Adhi Fajar
PUBLIC Resti Andriani 
BAB 6 Reza Adhi Fajar
PUBLIC Resti Andriani 
BAB 7 Reza Adhi Fajar
PUBLIC Resti Andriani 
PUSTAKA Reza Adhi Fajar
PUBLIC Resti Andriani
Air infiltrasi dari permukaan tanah umumnya otomatis dianggap menjadi imbuhan
airtanah, padahal sebagian air bertransformasi ke dalam fasa uap dan kembali lagi
ke permukaan tanah akibat pemanasan sinar matahari. Oleh karena itu, terjadi bias
dalam penentuan volume infiltrasi air yang menjadi imbuhan airtanah. Dalam hal
ini, mekanisme pergerakan uap air dalam tanah dipengaruhi oleh kesetimbangan
energi serta karakteristik media berpori. Sementara itu, beberapa model infiltrasi
belum spesifik memasukkan prinsip kesetimbangan energi, sehingga perlu
dilakukan penyempurnaan formulasi air infiltrasi yang melibatkan prinsip
termodinamika.
Dalam penelitian ini, persamaan aliran airtanah diformulasi-ulang melalui konsep
infiltrasi positif (infiltrasi konvensional), infiltrasi negatif (evaporasi) dan infiltrasi
gabungan, masing-masing dengan orientasi ke bawah, ke atas, serta kombinasi dari
dua arah vertikal yang berlawanan. Model konseptual dan matematis dibangun,
hingga dihasilkan formulasi infiltrasi yang melibatkan komponen termal dalam
bentuk pembaharuan persamaan Richard yang kemudian disebut sebagai Modified
Richard Equation (MRE). Verifikasi konsep dilakukan secara bertahap dengan
pendekatan model fisik berupa alat uji kolom tanah atau Kolom Infiltrasi serta
simulasi model numerik metoda beda hingga skema Crank Nicolson yang didukung
oleh serangkaian pengujian laboratorium dari beberapa tempat yang berbeda.
Hipotesis dalam penelitian ini telah terjawab dengan teridentifikasinya titik kadar
air optimum infiltrasi sebagai titik balik gradient infiltrasi yang merupakan resultan
dari gradien hidrolik dan gradien termal yang dibuktikan dalam persamaan Richard-
Fajar khususnya untuk kasus infiltrasi gabungan dengan asumsi continuous flux.
Lokasi titik dimana terjadi kadar air optimum dipengaruhi oleh ukuran butir media
berpori yang dirancang setara dengan butiran tanah pasir, lanau dan lempung, sesuai
dengan sistem klasifikasi tanah AASHTO dengan menggunakan pasir silika
sebagai media berpori yang memiliki kerentanan kimiawi yang relatif rendah.
Dalam hal ini, laju infiltrasi positif selalu lebih besar daripada laju infiltrasi negatif,
karena proses penguapan dalam lapis media berpori terjadi pada posisi kadar air
kering dan tanpa adanya pengaruh gravitasi.