COVER Irfandy Rayhan Caesario
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Irfandy Rayhan Caesario
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Irfandy Rayhan Caesario
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Irfandy Rayhan Caesario
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Irfandy Rayhan Caesario
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Irfandy Rayhan Caesario
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Irfandy Rayhan Caesario
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Lapangan Panas Bumi “IRC” merupakan salah satu lapangan panas bumi yang aktif
di Indonesia. Lapangan ini memiliki potensi panas bumi yang besar, dengan
kapasitas terpasang saat ini sebesar 227 MW, atau sekitar 16% dari produksi listrik
nasional. Aliran fluida pada Lapangan Panas Bumi “IRC” mengakibatkan
terjadinya gempa mikro. Gempa mikro perlu diamati aktivitasnya, karena informasi
yang dibawa dapat memberi informasi mengenai pengaruh kegiatan ekstraksi uap
panas yang sedang berlangsung.
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data waveform yang terekam
pada sebelas buah stasiun pada bulan Januari 2016 hingga bulan November 2016.
Untuk mendapat informasi yang akurat, maka proses penentuan hiposenter juga
perlu dilakukan secara akurat. Proses penentuan hiposenter ini dimulai dengan
mengidentifikasi gelombang P dan S, kemudian menentukan waktu tiba (picking)
dari gelombang P dan S. Proses selanjutnya adalah menentukan hiposenter awal
dengan metode Geiger dan menggunakan perangkat lunak Geiger’s Adaptive
Damping (GAD). Untuk menentukan klaster gempa, ditentukan jarak maksimal
dalam satu klaster sejauh 3 kilometer. Dari hasil GAD, terlihat bahwa pada
Lapangan Panas Bumi “IRC” terdapat dua klaster, yaitu klaster utara dan klaster
selatan. Untuk meningkatkan keakuratan lokasi hiposenter, dilakukan proses
relokasi hiposenter menggunakan perangkat lunak hypoDD. Dari total 700 gempa,
hanya 318 gempa yang berhasil direlokasi, dengan kriteria koefisien korelasi
gelombang lebih dari 0,7. Hasil relokasi menunjukkan lineasi yang lebih baik
dibandingkan hasil hiposenter awal, terutama pada klaster selatan. Setelah proses
inversi tensor momen dilakukan, hasil mekanisme sumber yang didapat pada klaster
selatan didominasi mekanisme sinistral strike slip, sedangkan pada klaster utara
didominasi mekanisme Compensated Linear Vector Dipole (CLVD) yang terjadi
akibat adanya aktivitas fluida yang berasosiasi dengan keberadaan reservoir dibawah
permukaan.
Perpustakaan Digital ITB