digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


Bab I Pendahuluan.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos

Bab II Estetika Morfologi.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos


Bab V Kesimpulan.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos

Bab IV Analisis Relasi.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Noor Pujiati.,S.Sos

Kabupaten Karawang merupakan salah satu wilayah yang terletak di Provinsi Jawa Barat yang memiliki beragam potensi alam dan budaya. Keunggulannya dalam bidang pertanian membawa Karawang dikenal dengan sebutan lumbung padi terbesar di Jawa Barat. Potensi inilah yang kemudian dituangkan oleh perajin batik asal Karawang ke dalam sehelai kain mori. Keberadaan Batik Karawang memang tidak sepopuler Jaipongan, bajidoran dan topeng banjet yang kehadirannya seakan telah mendarah daging pada masyarakat Karawang. Batik Karawang lahir atas inisiatif dan upaya seorang warga asal Karawang untuk mempertahankan dan melestarikan budaya serta kearifan lokal yang ada di daerah tempat tinggalnya. Beberapa nama pada ragam hias batik Karawang mengacu pada nama tempat dan produk khas yang dihasilkan oleh kabupaten Karawang. Pare Sagendeng merupakan salah satu ragam hiasnya yang merupakan representasi dari produk unggulan dari kabupaten Karawang. Pare dalam bahasa Indonesia artinya padi, sedangkan sagendeng artinya satu ikat. Penggunaan nama ragam hias yang merujuk pada unsur alam dan budaya kabupaten Karawang memiliki makna simbolis yang merujuk pada gagasan dan pengharapan masyarakat setempat pada kebaikan. Dari hasil penelitian diperoleh hubungan atau relasi bahwa unsur estetik yang terkandung pada ragam hias Batik Karawang merupakan wujud adaptasi visual (kebudayaan) masyarakat Kabupaten Karawang yang dikorelasikan dengan penemuan nama kekembangan pada istilah Sunda yang ditemukan di naskah Lalakaon ti Karawang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi masyarakat umum terkait keberadaan Batik Karawang sehingga dapat mengembangkan potensi dan perekonomian UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Kabupaten Karawang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam mengurai unsur estetik yang terkandung pada ragam hias Batik Karawang digunakan pendekatan estetika morfologi sedangkan untuk menelusuri aspek identitas pada ragam hiasnya digunakan pendekatan adaptasi visual (kebudayaan).