digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagai sentra tekstil yang sudah disiapkan pemerintah sebagai pusat tekstil nasional guna memenuhi kebutuhan sandang, industri tekstil Majalaya mampu berkembang dan mengalami puncak kejayaannya pada tahun 1960-an. Sarung sebagai produk utamanya, sangat popular di seluruh Indonesia serta beberapa Negara di Asia. Namun krisis yang terjadi pada tahun 1998 berdampak besar bagi industri tekstil di Majalaya. Banyak pengusaha tekstil yang terpaksa menutup tempat produksinya bukan hanya disebabkan karena daya beli masyarakat yang menurun tapi juga disebabkan oleh kenaikan bahan baku produksi. Permasalahan juga terjadi pada tahun 2015, ketika ada jutaan kodi kain sarung yang diproduksi oleh industri tekstil Majalaya sulit terjual. Hal ini menjadi ironi, karena di sisi lain pemerintah dan para pelaku industri fesyen sedang gencar mempromosikan sarung sebagai barang fesyen untuk dikenalkan menjadi tren dunia. Sebagai upaya pemberdayaan industri tekstil di Majalaya dan juga untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan diminati, maka perlu dilakukan suatu penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis manajemen desain untuk pengembangan produk sarung. Desain merupakan aspek yang penting bagi pengembangan produk, juga sebagai salah satu kriteria utama dalam proses pemilihan produk oleh pembeli. Dalam kaitan dengan hal tersebut, manajemen desain merupakan ilmu yang mendasari keterkaitan secara simultan antara proses desain, produksi dan pemasaran. Dengan melakukan analisis manajemen desain, diharapkan mampu memberikan rekomendasi yang tepat bagi industri tekstil di Majalaya untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan diminati.