digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Satia Graha
PUBLIC tuti yulia

BAB 1 Satia Graha
PUBLIC tuti yulia

BAB 2 Satia Graha
PUBLIC tuti yulia

BAB 3 Satia Graha
PUBLIC tuti yulia

BAB 4 Satia Graha
PUBLIC tuti yulia

BAB 5 Satia Graha
PUBLIC tuti yulia

PUSTAKA Satia Graha
PUBLIC tuti yulia

Cekungan Sumatra Tengah merupakan salah satu cekungan penghasil minyak yang dioperasikan oleh PT Chevron Pacific Indonesia. Secara stratigrafi, Cekungan Sumatra Tengah disusun oleh batuan yang berumur pra-Tersier hingga Resen dengan lingkungan pengendapan yang bervariasi dari non marine hingga laut terbuka. Kerangka biostratigrafi yang dipergunakan sebagai acuan di Cekungan Sumatra Tengah pada saat ini mengacu kepada kerangka eustasi dari Haq dkk, 1987. Hal ini perlu dievaluasi karena perubahan relatif muka laut disetiap daerah berbeda dan sangat dipengaruhi oleh tektonik lokal, sehingga model yang terjadi di suatu cekungan bisa saja tidak akan sama dengan cekungan lainnya Penelitian ini disusun dengan maksud untuk membuktikan perbedaan tersebut serta menyusun perubahan muka laut relatif. Penelitian diawali dengan pengumpulan data biostratigrafi, kurva log serta seismik. Analisis data biostratigrafi dilakukan untuk memperoleh interpretasi pembagian zona (zonasi), perubahan batimetri, menentukan horizon sikuen serta penentuan kandidat sikuen. Kurva log dianalisis untuk mengetahui perubahan besar butir yang pada akhirnya akan memberikan informasi mengenai perubahan energi yang bermuara kepada perubahan lingkungan pengendapan. Sedangkan data seismik dipergunakan untuk mengidentifikasi paket paket sikuen yang terjadi di daerah penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama kurun waktu dari Oligosen hingga Miosen Tengah, di daerah penelitian terdapat dua belas sikuen. Setiap sikuen dibatasi oleh bidang SB (Sequence Boundary), sikuen pertama dibatasi oleh bidang SB 26 Ma sedangkan yang termuda dibatasi oleh bidang SB 7 Ma. Umur sikuen yang selama ini menjadi acuan memiliki perbedaan yang cukup signifikan, baik dari segi jumlah maupun dari segi angka umur yang diperoleh, padahal data biostratigrafi yang dipakai berasal dari data sumur yang sama. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan ini bahwa siklus yang terjadi selama kurun waktu Oligosen hingga Miosen tengah berbeda dengan model yang selama ini menjadi acuan yaitu model eustasi dari Bill haq dkk, 1987 sehingga model eustasi dari Bill Haq dkk tidak bisa diterapkan secara sama persis di Cekungan Sumatra Tengah