digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pakaian selain berfungsi sebagai pelindung tubuh juga sebagai obyek pakai dan konsumsi yang memiliki niai ekonomi, sosial dan budaya. Dalam perkembangannya, pakaian sebagai benda fashion yang dikonsumsi, digunakan dan disimpan, seringkali berakhir sebagai limbah apabila tidak digunakan lagi. Berdasarkan premis adanya limbah produk pakaian bekas (used-clothing) yang tidak digunakan lagi, dalam penelitian dilakukan pengembangan produk fashion dengan metode upcycle memanfaatkan pakaian bekas wanita yang merupakan koleksi pribadi subyek. Untuk itu digunakan pendekatan mix-method yaitu pendekatan kualitatif dengan metode perancangan dan pendekatan kuantitatif dengan metode survei terhadap sampel konsumen wanita menggunakan kuesioner. Dalam penelitian digunakan sampel konsumen wanita sejumlah 50 orang yang terbagi atas 3 (tiga) kelompok usia yaitu usia 18-21 (20 orang atau 40%), usia 22-26 tahun (26 orang atau 52%), dan usia di atas 26 tahun (4 orang atau 8%). Secara umum, responden yang terlibat berasal dari Jakarta (28%), Bandung (28%), Surabaya (26%), dan Makassar (18%). Eksperimen desain (perancangan) dilakukan terhadap produk kemeja wanita, merujuk simpulan hasil studi pendahuluan. Proses eksperimen desain dilakukan berdasarkan teknik penggabungan material kain yang berasal dari satu pakaian bekas dengan obyek pakaian bekas lain serta teknik penggabungan menggunakan material jenis lain. Merujuk hasil eksperimen, disusun referensi pola dan prosedur perancangan produk pakaian berbahan kain pakaian bekas. Dalam proses eksperimen terhadap pakaian bekas dengan menggunakan metode upcycle terdapat 15-20% sisa potongan pakaian bekas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan benda lain, sehingga dapat meminimalisasi jumlah limbah pakaian secara optimal. Verifikasi atas hasil eksperimen dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui respon sampel konsumen wanita terhadap pakaian sebelum dan sesudah melalui proses upcycle. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode upcycle memanfaatkan pakaian bekas dapat meningkatkan nilai ekonomi sekaligus tampilan estetik produk baru hasil rancangan, namun hasil analisis statistik uji t-test menunjukkan tidak signifikannya relasi antara hasil pre dan post proses upcycle. Hal tersebut dapat menunjukkan tidak bergesernya persepsi konsumen pada tampilan obyek pakaian, ditengarai disebabkan oleh kurang tepatnya segmentasi konsumen wanita yang menjadi responden serta minimnya jumlah responden yang terlibat dalam proses verifikasi.