ABSTRAK Kelvan William Wijaya
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Kelvan William Wijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Kelvan William Wijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Kelvan William Wijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Kelvan William Wijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Kelvan William Wijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Kelvan William Wijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Kelvan William Wijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Glukosa merupakan substrat yang banyak digunakan pada industri bioproses, contohnya yaitu sebagai substrat fermentasi butanol, fermentasi asam laktat, dan fermentasi etanol. Glukosa diperoleh salah satunya yaitu dari pati. Seiring perkembangan zaman, glukosa semakin efisien jika diproduksi dari selulosa. Proses untuk mendapatkan glukosa dari selulosa dinamakan hidrolisis selulosa. Salah satu metode hidrolisis yang digunakan adalah dengan melakukan penambahan asam, disamping metode enzimatik. Dari jenis asam yang digunakan, dibagi lagi jenisnya menjadi asam organik dan asam mineral. Asam organik, khususnya asam dikarboksilat, menunjukkan kemampuan menghidrolisis selulosa dengan sedikit produk samping dibanding asam baik inorganik, namun dari segi waktu dan harga lebih baik dari enzim.
Onggok singkong merupakan produk samping pabrik tepung tapioka. Onggok singkong disamping pati, mengandung serat kasar yang terdiri dari selulosa dan hemiselulosa. Perolehan glukosa dapat dimaksimalkan dengan menghidrolisis semua pati dan selulosa pada onggok singkong.
Pada penelitian ini diteliti kinerja asam-asam dikarboksilat berupa asam maleat, asam L-tartarat dan, asam tartonat dalam menghidrolisis selulosa (kertas saring) menjadi glukosa. Variasi pada percobaan ini ada sembilan, tiap jenis asam dikarboksilat akan dicobakan dengan tiga konsentrasi berbeda, sehingga terdapat sembilan variasi. Asam dikarboksilat dengan perolehan glukosa paling tinggi akan diaplikasikan untuk menghidrolisis onggok singkong.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan asam tartronat sebagai katalis untuk reaksi hidrolisis selulosa (kertas saring) mendapatkan perolehan yang paling tinggi di antara asam dikarboksilat lain yang digunakan yaitu sebesar 17,715% glukosa teoretis dari selulosa yang terkonsumsi pada konsentrasi asam tartronat sebesar 1 g/100 g selulosa. Aplikasi asam tartronat untuk hidrolisis onggok singkong mendapatkan perolehan 1% dari pati dan selulosa onggok singkong yang terkonsumsi dan mampu menghidrolisis selulosa dan pati yang terkandung dalam onggok singkong secara simultan. Perolehan yang bernilai rendah pada hidrolisis selulosa ataupun hidrolisis onggok singkong disebabkan oleh oligosakarida yang belum terhidrolisis secara total menjadi glukosa.