Industri kuliner adalah salah satu industri terbesar di Indonesia. Bandung adalah ikon bagi
pemburu kuliner, bahkan yang dari luar Bandung. Persaingan di sektor bisnis semakin
meningkat. Pelanggan industri kuliner sebagian besar berasal dari generasi millennial. Karena
dorongan teknologi, millennial saat ini lebih mampu menggunakan teknologi metode
pembayaran non-tunai untuk membayar produk, terutama makanan. Selain itu, sebagian besar
orang mengatakan bahwa metode pembayaran uang non-tunai lebih efektif daripada metode
pembayaran tunai. Tetapi masih banyak orang yang lebih suka menggunakan metode
pembayaran tunai dalam membayar produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
preferensi pelanggan Bandung tentang metode pembayaran non-tunai dan untuk mengeksplorasi
dan memahami bagaimana perilaku orang-orang di Bandung dalam menggunakan metode
pembayaran non-tunai. Peneliti menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai
kerangka teori untuk membantu peneliti mencapai tujuan penelitian. Selain itu peneliti juga
menggunakan beberapa teori untuk mendukung penelitian ini. Untuk metodologi, peneliti
menggunakan metode campuran yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk
mendapatkan data dari orang-orang di Bandung. Analisis data menggunakan analisis jalur untuk
menghitung dan menganalisis data. Hasilnya adalah faktor-faktor preferensi pelanggan yang
secara signifikan mempengaruhi penerimaan teknologi metode pembayaran non-tunai. Peneliti
berharap penelitian metode pembayaran non-tunai ini dapat diterapkan untuk semua UKM di
industri kuliner Bandung khususnya perusahaan Chef Works. Selain itu, peneliti berharap
penelitian ini dapat membantu peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian yang lebih
mendalam.
Perpustakaan Digital ITB