







Cara-cara manusia mengelola lingkungan binaan di perkotaan memberikan efek
kerusakan lingkungan alami baik lingkungan atmosferik, akuatik maupun
lingkungan tanah. Manusia cenderung menggunakan berbagai alat pengkondisi
lingkungan buatan seperti mesin AC yang mengkonsumsi energi dan
mengemisikan CO2. Cara bermukim yang berselaras dengan lingkungan
ditunjukkan oleh masyarakat venakular pedesaan di Banten. Kajian kearifan lokal
pada desa–desa vernakular di berbagai kawasan di Indonesia dan di negaranegara
Asia lainnya, menunjukkan kenyamanan termal masih menjadi fokus
penelitian, sehingga diperlukan penelitian yang lebih luas yang meliputi cara-cara
adaptasi lingkungan klimatik di daerah Tropis Ekuatorial, contohnya Indonesia.
Kearifan lokal sudah banyak diabaikan oleh masyarakat modern seperti nilai-nilai
keberlanjutan lingkungan yang meliputi ketahanan bangunan dan daya dukung
alamnya. Kearifan lokal dalam modus adaptasi klimatik masyarakat vernakular
perlu diungkap melalui penelitian pemukiman masyarakat Kampung Cikeusik
(Baduy Dalam), Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dengan
demikian, tujuan penelitian mencakup : a) memahami kearifan lokal dalam modus
adaptasi klimatik masyarakat kampung Cikeusik, b) mengevaluasi tingkat
efektifitas masing-masing modus adaptasi klimatik, c) mengembangkan potensi
kearifan lokal dalam adaptasi klimatik pemukiman modern. Lingkup adaptasi
klimatik mencakup: modifikasi iklim, ketahanan bahan, serta daya dukung alam.
Penelitian dilaksanakan sebagai perluasan dari penelitian-penelitian terdahulu,
yaitu kinerja klimatik, baik lingkungan tapak dan bangunan. Hal tersebut
dilaksanakan dengan metoda deskriptif-kuantitatif, melalui serangkaian aktivitas:
1) penelaahan pustaka, 2) pengumpulan data lapangan, dengan sample-purporsif,
3) menganalisis efektifitas modus adaptasi klimatik, 4) melaksanakan intepretasi
dari berbagai analisis, 5) mengungkap modus adaptasi yang dapat dikembangkan,
6) langkah strategis untuk mengembangkan potensi kearifan lokal secara teknis
dan konseptual.
Pengukuran empirik unsur-unsur iklim dilanjutkan dengan korelasinya dengan
fisik bangunan, analisis berbagai kurva klimatik mendukung suatu kesimpulan
tentang kearifan lokal masyarakat Desa Kanekes, khususnya Kampung Cikeusik
(Baduy Dalam) adalah bentuk dari modus adaptasi klimatik terhadap iklim pegunungan. Metoda adaptasi lingkungan klimatik diterapkan dalam tiga
tingkatan, yaitu: 1) skala Desa Kanekes berupa upaya-upaya untuk
mempertahankan pelestarian alam pegunungan, yang ditunjukkan dalam bentuk
zonasi desa arah horisontal serta vertikal, 2) skala kampung/tapak berupa
keberadaan ruang terbuka, topografi alami, sumbu kampung Utara-Selatan, serta
konfigurasi bangunan, 3) skala bangunan berupa orientasi bangunan, lantai
diangkat dari tanah (rumah panggung), kemiringan atap bangunan, luas bukaan
yang relatif kecil, kulit bangunan berpori, serta fungsi perapian. Gradasi bahan
berdasarkan kemudahan didaur-ulang, serta ketahanan bahan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yang mencakup: a) teoritis
adalah pemahaman yang lebih mendalam tentang kearifan lokal masyarakat
vernakular dalam adaptasi klimatik melalui desain pasif, baik lingkungan tapak
maupun bangunan untuk memperoleh kenyamanan hunian, b) praksis adalah
penerapan kearifan lokal masyarakat vernakular dalam menerapkan berbagai
rekayasa lingkungan binaan dan bangunan dalam beradaptasi dengan iklim lokal,
yang melibatkan kemampuan memodifikasi iklim, ketahanan bahan dan daya
dukung alam.