digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Era Industry 4.0 telah menjadi trend diseluruh dunia yang menjadi pendorong untuk industri bisinis mempercepat masa transisinya menuju sistem yang berbasis pengetahuan dan beradaptasi kepada dunia yang non-linear. Bentuk-bentuk kolaborasi yang dinamis seperti innovasi terbuka dan pendekatan yang berorientasi kepada ekosistem direkomendasikan sebagai cara yang dapat membantu mempercepat proses perbaikan struktur industri dan meningkatkan daya saing pada era Industry 4.0. Studi ini menyelidiki sudut pandang pemerintah di negara yang memiliki kondisi jejaring inovasi yang kurang terbangun dalam merancang ekosistem inovasi terbuka berbasis platform dalam rangka membina kolaborasi pada era Industry 4.0. Pendekatan studi kasus telah digunakan pada studi ini dan kasus Pemerintah Indonesia dalam membangun ekosistem inovasi terbuka berbasis platform telah dipilih berdasarkan keterkaitannya kepada topik dari penelitian ini. Hasil studi menunjukan buruknya interaksi diantara para actor inovasi menyebabkan kurang terbangunnya jejaring inovasi sehingga hal ini memaksa pemerintah untuk secara aktif terlibat dalam merancang ekosistem inovasi terbuka berbasis platform. Pemerintah memiliki peran sebagai “conveners” yaitu actor yang merancang dan mengatur instrument-instrumen penting dalam ekosistem inovasi terbuka yaitu actor dan media interaksi. Pemerintah memutuskan untuk membuat dua jenis platform, yaitu platform berbasis program dan platform organisasi sebagai mekanisme keterlibatannya pada ekosistem inovasi terbuka. Keterlibatan aktor dari sektor dan level yang berbeda dibutuhkan dalam setiap platform sebagai sumber daya pengetahuan dan kapabilitas. Namun, dikarenakan sumber pengetahuan dan kapabilitas tersebut masih tersebar dan kurang terbangunnya jejaring inovasi maka pemerintah melakukan pengaturan interaksi pada actor-aktor dan merancang peran daripada aktor-aktor tersebut melalui “sense-making steps”.