Pirai merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh pengendapan kristal monosodium urat di
sendi dan jaringan lain yang disebabkan oleh hiperurisemia akibat dari produksi asam urat berlebih
atau kurangnya proses ekskresi asam urat. Beberapa tanaman diketahui memiliki efek
antihiperurisemia diantaranya yaitu Hibiscus sabdariffa L. yang memiliki efek sebagai urikosurik dan
tanaman Sonchus arvensis L. yang memiliki efek sebagai urikostatik (inhibitor xantin oksidase). Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk menguji efek urikosurik yang dihasilkan dari kombinasi ekstrak rosela
dan tempuyung. Pengujian efek dilakukan secara in vivo pada tikus Wistar jantan yang diinduksi
dengan menggunakan kalium oksonat dan asam urat murni secara intraperitoneal. Hewan dibagi
menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol positif, kelompok pembanding yang diberi probenesid
dengan dosis 27 mg/kgBB, kelompok ekstrak daun tempuyung tunggal (T) dengan dosis 40 mg/kgBB,
kelompok ekstrak kaliks rosela tunggal (R) dengan dosis 40 mg/kgBB, kelompok ekstrak kombinasi (R-
T) dengan dosis 20-20 mg/kgBB, kelompok ekstrak kombinasi (R-T) dengan dosis 40-40 mg/kgBB.
Semua kelompok diambil sampel darahnya sebagai baseline (T0). Kemudian semua hewan uji diberi
sediaan uji sesuai dengan kelompoknya sebanyak 3 kali dengan interval waktu 24 jam. Setelah
pemberian sediaan uji terakhir, hewan uji diinduksi dengan menggunakan kalium oksonat dengan
dosis 15 mg/kgBB secara intraperitoneal sebanyak 2 kali dengan selang waktu 1 jam. Lalu semua
hewan uji diberikan asam urat murni dengan dosis 15 mg/kgBB 1 jam setelah pemberian kalium
oksonat. Efek urikosurik ditentukan melalui pengeluaran asam urat melalui urin, maka dilakukan
pengambilan sampel urin kumulatif 24 jam. Parameter yang digunakan yaitu jumlah asam urat yang
dieksresikan melalui urin selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah asam urat yang
diekskresikan pada kelompok ekstrak kombinasi dosis 20-20 mg/kgBB dan 40-40 mg/kgBB lebih besar
berbeda bermakna terhadap kelompok kontrol, kelompok ekstrak tempuyung tunggal, dan kelompok
ekstrak rosela tunggal, tetapi tidak berbeda bermakna terhadap kelompok pembanding (p<0,05).
Dengan demikian kombinasi ekstrak rosela dan ekstrak tempuyung memiliki potensi sebagai
urikosurik.