digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pirai merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh pengendapan kristal monosodium urat di sendi dan jaringan lain yang disebabkan oleh hiperurisemia akibat dari produksi asam urat berlebih atau kurangnya proses ekskresi asam urat. Beberapa tanaman diketahui memiliki efek antihiperurisemia diantaranya yaitu Hibiscus sabdariffa L. yang memiliki efek sebagai urikosurik dan tanaman Sonchus arvensis L. yang memiliki efek sebagai urikostatik (inhibitor xantin oksidase). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji efek urikosurik yang dihasilkan dari kombinasi ekstrak rosela dan tempuyung. Pengujian efek dilakukan secara in vivo pada tikus Wistar jantan yang diinduksi dengan menggunakan kalium oksonat dan asam urat murni secara intraperitoneal. Hewan dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol positif, kelompok pembanding yang diberi probenesid dengan dosis 27 mg/kgBB, kelompok ekstrak daun tempuyung tunggal (T) dengan dosis 40 mg/kgBB, kelompok ekstrak kaliks rosela tunggal (R) dengan dosis 40 mg/kgBB, kelompok ekstrak kombinasi (R- T) dengan dosis 20-20 mg/kgBB, kelompok ekstrak kombinasi (R-T) dengan dosis 40-40 mg/kgBB. Semua kelompok diambil sampel darahnya sebagai baseline (T0). Kemudian semua hewan uji diberi sediaan uji sesuai dengan kelompoknya sebanyak 3 kali dengan interval waktu 24 jam. Setelah pemberian sediaan uji terakhir, hewan uji diinduksi dengan menggunakan kalium oksonat dengan dosis 15 mg/kgBB secara intraperitoneal sebanyak 2 kali dengan selang waktu 1 jam. Lalu semua hewan uji diberikan asam urat murni dengan dosis 15 mg/kgBB 1 jam setelah pemberian kalium oksonat. Efek urikosurik ditentukan melalui pengeluaran asam urat melalui urin, maka dilakukan pengambilan sampel urin kumulatif 24 jam. Parameter yang digunakan yaitu jumlah asam urat yang dieksresikan melalui urin selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah asam urat yang diekskresikan pada kelompok ekstrak kombinasi dosis 20-20 mg/kgBB dan 40-40 mg/kgBB lebih besar berbeda bermakna terhadap kelompok kontrol, kelompok ekstrak tempuyung tunggal, dan kelompok ekstrak rosela tunggal, tetapi tidak berbeda bermakna terhadap kelompok pembanding (p<0,05). Dengan demikian kombinasi ekstrak rosela dan ekstrak tempuyung memiliki potensi sebagai urikosurik.