digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jawa Barat menjadi provinsi dengan kepadatan penduduk paling tinggi, mencapai 48 juta jiwa atau 18,34% dari total populasi di Indonesia. Tingginya laju urbanisasi menjadi penyumbang terbesar dalam pertumbuhan kepadatan penduduk yang menyebabkan timbulnya pemukiman kumuh. Permukiman kumuh yang cenderung tersebar secara tidak teratur menyebabkan tata ruang kota menjadi buruk. Hal ini dapat diatasi dengan cara penataan kembali kawasan kumuh melalui konsolidasi tanah vertikal berupa rumah susun. Berdasarkan data Dinas Tata Ruang dan Ciptakarya Kota Bandung terdapat 29 RW yang termasuk ke dalam kategori kumuh tinggi, salah satunya Kelurahan Babakan Surabaya. Terdapat 15 rukun warga (RW) di Kelurahan Babakan Surabaya dan dari perhitungan AHP lokasi penelitian berada di RW 09. Metode penelitian yang digunakan adalah motode Partisipatory Rural Appraisal (PRA). PRA merupakan kegiatan yang partisipatif dan masyarakat didorong untuk menggali informasi tentang permasalahannya. Terdapat beberapa analisis yang dipergunakan, antara lain a) analisis kesenjangan, memperlihatkan bahwa wilayah penelitian merupakan permukiman kumuh dan tidak sesuai dengan kriteria rumah layak huni; b) analisis deskriptif, menunjukan bahwa hanya sekitar 24% masyarakat yang setuju akan konsep tersebut dengan berbagai alasan yang melatarbelakangi; c) analisis SWOT dipergunakan untuk melihat model pengembangan wilayah kumuh melalui KT vertikal, menghasilkan model KT vertikal 1 sebagai model pengembangan wilayah yang cocok untuk diterapkan dalam wilayah penelitian, dalam model tersebut rusun bagi masyarakat terdampak KT tidak menggunakan lift karena luas pengembangan wilayah bertambah besar dari menggusur kawasan industri yang masih dalam satu RW; dan d) analisis pembiayaan pembangunan menghasilkan nilai jual untuk rusun komersial, ruko, dan retail dari kedua model KT vertikal sehingga dapat dihitung subsidi yang harus dikeluarkan oleh Kementerian PUPR, untuk model KT vertikal 1 sebesar Rp 167.494.368.326,- dan untuk model KT vertikal 2 sebesar Rp 140.290.832.571,-