digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Hutan bakau harus dikelola untuk kepentingan berkelanjutan bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Perhatian besar telah diungkapkan oleh para ilmuwan untuk menjelaskan pentingnya manfaat langsung dan tidak langsung bagi oleh hutan bakau. Perhatian serius perlu diberikan pada hutan bakau karena, selama 50 tahun terakhir, sekitar sepertiga dari mereka telah hilang. Sebagai pendorong alami, keseimbangan air hutan bakau, sebagai kemampuan mereka untuk menyerap dan melepaskan air, yang terkait dengan pertumbuhan koefisien bakau, juga berdampak pada degradasi dan deplesi hutan mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi koefisien pertumbuhan bakau yang dapat digunakan untuk menganalisis keseimbangan air bakau dan untuk mengidentifikasi pengaruh keseimbangan air bakau dari degradasi dan deplesi hutan bakau. Domain studi terletak di hutan bakau di Asia Tenggara pada tahun 2000 dan 2012. Sebagai proksi untuk pertumbuhan koefisien bakau, citra satelit MOD13A1 V6 yang memberikan nilai indeks vegetasi digunakan dan akan dikalikan dengan menggunakan model regresi linier yang menetapkan hubungan antara indeks vegetasi dan pertumbuhan koefisien bakau. Prosedur untuk mengukur keseimbangan air mangrove dilakukan dengan mengalikan pertumbuhan koefisien mangrove dengan data evapotranspirasi yang berasal dari MOD16A2 V5 dan kemudian menguranginya dengan data curah hujan dari CHIRPS. Hasil yang disajikan di sini mengkonfirmasi bagaimana parameter ini mempengaruhi keseimbangan air mangrove dan berpengaruh atau tidak terhadap kehilangan mangrove. Kemudian, opsi adaptasi untuk menghindari dan meminimalkan hasil yang merugikan dari tanggapan bakau dapat diidentifikasi.