







Penentuan karakter gelombang layaknya berdasarkan data gelombang hasil
pengukuran pada seluruh perairan yang kondisi geografisnya berbeda untuk rentang
waktu yang panjang. Namun hal ini tidak mudah didapatkan, karena keterbatasan
data yang dapat mewakili seluruh perairan. Keterbatasan data disebabkan karena
belum ada instansi yang bertanggung jawab penuh mengukur gelombang secara
kontinu di berbagai lokasi dan biaya untuk pengukuran gelombang relatif cukup
besar, sehingga umumnya pengukuran dilakukan pada suatu lokasi, hanya jika pada
lokasi tersebut akan dibangun suatu bangunan pantai atau bangunan lepas pantai.
Mengingat sulitnya mendapatkan data hasil pengukuran gelombang di Indonesia,
maka untuk keperluan pelayaran, perencanaan bangunan pantai maupun lepas
pantai, sering dilakukan peramalan gelombang berdasarkan angin, meskipun
terkadang terjadi perbedaan hasil yang signifikan antara hasil pengukuran dan
peramalan.
Alternatif lain untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik gelombang
adalah memanfaatkan data altimetri hasil pengamatan fluktuasi muka air laut
dengan satelit, yang juga menghasilkan tinggi gelombang signifikan (Hs). Dalam
penelitian ini ternyata validasi Hs altimetri terhadap pengukuran di beberapa lokasi
menunjukan hasil yang kurang sesuai. Selain itu data Hs altimetri hanya tersedia Hs
harian dan tidak tersedia data periode gelombang. Oleh karena itu untuk
penyusunan basis data gelombang digunakan model numerik Simulating Wave
Near-shore (SWAN) dengan pertimbangan model ini cocok untuk perairan yang
dangkal serta dapat diakses secara langsung.
Model SWAN dijalankan dengan mode generasi ketiga (GEN3), yang
memungkinkan input angin, interaksi quadruplet dan triad, whitecapping, dan
breaking. Data angin diperoleh dari European Centre for Medium-Range Weather
Forecasts (ECMWF) dan batimetri dari General Bathymetric Chart of The Oceans
(GEBCO). Untuk mendukung penelitian karakter gelombang berdasarkan
peramalan gelombang selama 10 tahun di perairan antara Sumatra, Jawa, dan
Kalimantan, dilakukan terlebih dahulu verifikasi berupa validasi hasil model
terhadap data pengukuran buoy/gauge dan komparasi terhadap model eksisting.
Validasi terhadap data hasil pengukuran terkait dengan data yang tersedia yaitu di
perairan pantai Jepara selama bulan Juli - Desember 1993 menunjukkan hasil yang
baik (pola distribusi gelombang yang serupa, Root Mean Square Error = 0,132 m
dan nilai korelasi/regresi linier = 0,844). Verifikasi lain berupa perbandingan
terhadap hasil hindcasting dari SEAMOS South Fine Grid Hindcast (SEAFINE) dan
ERA-Interim di Laut Natuna. Perbandingan hasil hindcasting antara SWAN,
SEAFINE, dan ERA-Interim menghasilkan pola distribusi gelombang yang sama,
dengan koefisien korelasi yang baik untuk 5 stasiun (R = 0,78-0,84). Model SWAN
menghasilkan estimasi Hs terendah, sedangkan model SEAFINE menghasilkan Hs
tertinggi dari semua stasiun. Tinggi gelombang signifikan (Hs) periode ulang 100
tahun untuk semua stasiun di Laut Natuna dari SWAN adalah 2,97-3,37 m, ERAInterim
4,01-4,13 m, dan SEAFINE 5,24-5,67 m. Mengacu pada hasil verifikasi
yang menunjukan model SWAN telah mewakili kondisi yang ada, maka pengaturan
semua parameter dalam model digunakan untuk meramalkan gelombang laut di
perairan antara Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
Hasil simulasi model selama 10 tahun (2007-2016) menunjukkan karakteristik
tinggi gelombang di perairan tersebut mengikuti sistem angin monsunal, dengan
kejadian gelombang ekstrem terdapat pada Musim Barat (Desember, Januari,
Februari). Umumnya sebaran tinggi gelombang ekstrem terdapat pada perairan laut
terbuka, seperti Laut Natuna, Selat Karimata, dan Laut Jawa, dengan Hs maksimum
di Laut Natuna 4,93 m, di Laut Jawa 4,88 m, di Selat Karimata 3,56 m, dan di Selat
Malaka 2,71 m. Saat tidak ada siklon, fenomena ENSO (El NiƱo-Southern
Oscillation) terlihat memiliki pengaruh terhadap kejadian tinggi gelombang
ekstrem di perairan Selat Malaka, Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut Jawa.
Penelitian ini diakhiri dengan penyusunan program komputer untuk penyajian basis
data gelombang ruang-waktu hasil pemodelan SWAN pada wilayah studi dengan
grid 1/8o serta penyajian gambar peta distribusi tinggi gelombang rata-rata bulanan.
Program aplikasi memberikan fasilitas perhitungan statistik sederhana (rata-rata,
standar deviasi, minimum, maksimum) untuk parameter tinggi gelombang, periode
gelombang, dan arah datang gelombang.