digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK BAKIR
PUBLIC Dewi Supryati

Dalam sebuah proyek konstruksi, khususnya EPC (Engineering, Procurement dan Construction), bagian Procurement memiliki porsi yang cukup besar yaitu sekitar 50% - 60% dengan jenis material yang kompleks. Kondisi ini menuntut proses material tracking yang reliable dengan harapan mampu memberikan informasi kepada pihak konstruksi dalam pembuatan planning dan improvement productivity dengan tujuan agar instalasi yang dilakukan oleh pihak konstruksi dapat berjalan sesuai schedule yang ditetapkan. Proses material tracking terdiri dari aktivitas-aktivitas penting, mulai dari Engineering, Procurement, Expediting, Traffic dan Warehouse. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk., atau biasa disebut PT. WIKA untuk proses material tracking saat ini adalah masih banyaknya lack of information dan tidak up to date nya informasi material tracking. Beberapa hal yang menyebabkan masalah pada material tracking diantaranya proses penamaan barang di form, permintaan barang tidak sama dengan nama standard product manufacture, sistem material tracking yang masih manual dan paper based. Hal-hal diatas menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain terjadinya surplus material di akhir proyek akibat data warehouse yang tidak akurat dan delay construction akibat adanya lack of information dari system material tracking. Untuk itu diperlukan solusi tentang bagaimana sistem material tracking yang efektif; akurat dan up to date. Pendekatan proses bisnis eksisting dilakukan untuk menghasilkan proses bisnis alternatif. Jaringan komunikasi yang telah dikembangkan menghasilkan 3 (tiga) proses bisnis alternatif. Evaluasi yang dilakukan terhadap proses bisnis alternative meliputi aspek ; implementasi, koordinasi, kinerja, biaya logistik, dan dampak (impact). Hasil evaluasi proses bisnis alternative menyatakan bahwa rancangan usulan alternate-1 dipilih sebagai usulan proses bisnis material tracking yang cocok untuk di aplikasikan di PT. WIKA proyek Feni Haltim. Validasi kemudian dilakukan terhadap proses bisnis usulan terpilih. Selanjutnya, proses bisnis usulan terpilih yaitu alternatife-1 dijadikan acuan untuk pengembangan prototype material tracking yang berbasis online (web). Berdasarkan hasil operasional yang dilakukan menggunakan prototype tersebut, proses bisnis alternatif terpilih memberikan output yang lebih baik daripada sistem material tracking eksisting dimana terjadi penurunan waktu proses material tracking yaitu : engineering 15,7%; client approval 43,3%; procurement 69,1%; expediting 54,2%; traffic 85,1% dan warehouse 33,3%. Penurunan waktu proses material tracking dapat menurunkan biaya operasional, improvement di konstruksi dan efektivitas proyek. Kelemahan dari penelitian ini yaitu belum mempertimbangkan perilaku client yang terintegrasi di dalam sistem material tracking dan belum adanya fitur barcode dalam sistem ini. Solusi untuk kelemahan pada penelitian ini dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya sehingga sistem material tracking lebih efektif.