digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mamat Kandar
PUBLIC Irwan Sofiyan

Upaya yang dilakukan untuk pemuliahan kesehatan dan kesuburan lahan sawah dapat dilakukan dengan memanfaatkan input pupuk hayati (biofertilizer) yang adaptif pada ekosistem lahan sawah. Konsep ini sesuai dengan konsep Low Eksternal Input Sustainable Agriculture (LEISA) yang merupakan penyangga dari konsep pertanian terpadu dan pertanian berkelanjutan. Teknik ini sangat tepat digunakan karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lainnya karena berbasis sumber daya hayati nasional dan ramah lingkungan. Penggunaan mikroorganisme dalam budidaya pertanian ini sangat tepat dilakukan, salah satunya adalah penggunaan jamur endofit.. Tujuan umum penelitian ini adalah mengkaji peranan jamur endofit yang berasal dari beberapa akar tanaman gramineae (rumput-rumputan) dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen padi gogo. Sedangkan Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah : 1. Memperoleh isolat dan karakteristik jamur endofit dari tanaman gramineae. 2. Mengevaluasi jamur endofit dari akar tanaman gramineae yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan padi gogo secara in vitro. 3. Mengkaji beberapa senyawa metabolit dan kandungan fitohormon dari jamur endofit terpilih yang berkaitan dalam menunjang pertumbuhan tanaman. 4. Mengevaluasi respon performa tanaman padi terhadap inokulasi jamur endofit terpilih pada percobaan skala pot. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu : tahap 1 Isolasi, seleksi (screening), identifikasi morfologi dan identifikasi molekuler jamur endofit dari beberapa akar gramineae di Jawa Barat (Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang). Tahap 2 Uji antagonis jamur endofit terpilih terhadap jamur patogen padi dengan metode dual culture, melakukan identifikasi senyawa jamur endofit terpilih dengan metode GCMS dan analisis fitohormon dari isolat jamur endofit terpilih dengan metode HPLC dalam meningkatkan pertumbuhan. Tahap 3 Uji respon tanaman padi gogo yang diinokulasi jamur endofit dari akar gramineae terpilih terhadap pertumbuhan dan hasil panen padi gogo dengan parameter pengamatan: tingkat kolonisasi akar, jumlah anakan produktif per rumpun, bobot kering akar per tanaman, bobot kering brangkasan per rumpun, jumlah gabah isi per rumpun, indeks panen, dan bobot 100 butir isi gabah per rumpun. Hasil penelitian tahap I. Hasil eksplorasi dan pemilihan jamur endofit dari akar tanaman gramineae (padi, tebu, teki, alang-alang, rumput gajah, dan jagung) diperoleh 12 isolat dari total 50 isolat pemacu pertumbuhan tanaman. Keduabelas jamur endofit tersebut berhasil di identifikasi secara morfologi dan molekuler yakni, Gaeumannomyces graminicola, Meyerozyma guilliermondii, Bipolaris yamadae, Hipocrea virens, Fusarium oxysporum, Fusarium sp, Gaeumannomyces sp, Trichoderma sp, Dothideomycetes sp, Pestaliopsis microspora, Phialemoniopsis curvata dan Phialemoniopsis cornearis. Kedua belas isolat tersebut dilakukan uji potensi terhadap pertumbuhan anakan padi secara in vitro melalui parameter tinggi tanaman, panjang akar dan tingkat kolonisasi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa jamur endofit yang diinokulasikan pada benih padi berpengaruh terhadap tinggi tanaman, panjang akar dan tingkat kolonisasi akar. Isolat jamur endofit akar yang terbaik sebagai pemacu pertumbuhan tanaman padi yaitu jamur endofit isolat 11 (I-11) termasuk spesies P. curvata. Berdasarkan hasil identifikasi molekuler kesamaan sekuens jamur tersebut hampir 97% dan termasuk jenis baru yang dilaporkan. Jamur endofit tersebut memiliki ciri-ciri koloni warna putih kecoklatan, tepiannya utuh dan lembut seperti bulu yang halus, sedangkan secara mikroskopis memiliki ciri-ciri konidiofor bulat lonjong, transparan dan memiliki hifa bersekat-sekat. Hasil penelitian tahap II, Hasil uji antagonis dengan uji dual culture menunjukkan adanya perbedaan hasil mekanisme antara jamur endofit P. curvata dalam menghambat jamur Aspergillus niger dan Fusarium moniliformis pada hari ke-4. Sedangkan pada hari ke-6 sampai hari ke-7, memiliki daya hambat yang tergolong rendah terhadap jamur A. niger dan F. moniliformis. Jamur endofit kurang optimal dalam menghasilkan metabolit sekunder berupa senyawa antifungi. Beberapa senyawa metabolit hasil analisis GCMS dari jamur endofit P. curvata tersebut diantaranya senyawa fenol, asam laurat, asam fosfonat, etil- 2,4- dihidroksidimetil-5,6-dimetilbenzoat dan senyawa benzhotiazolesfenol. Senyawasenyawa metabolit tersebut berdasarkan beberapa hasil penelitian telah diketahui berpotensi mampu menghambat jamur patogen pada tanaman padi. Penelitian ini juga terbukti bahwa jamur endofit isolat 11 (P. curvata) menghasilkan hormon IAA, Giberelin dan Zeatin. Hasil penelitian tahap III, Tanaman inang padi gogo memberikan respon paling baik terhadap perlakuan jamur endofit yang diinokulasikan dengan dosis 30 ml tanaman-1 (+ 23,4 x 107 konidia ml-1) terhadap parameter (1) rata-rata tingkat kolonisasi akar, (2) jumlah anakan produktif per rumpun, (3) bobot kering akar tanaman, (4) bobot kering berangkasan tanaman, (5) jumlah gabah isi per rumpun (5) indeks panen dan (6) bobot 100 butir gabah isi. Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa salah satu jamur endofit yang berasal dari akar gramineae yakni P. curvata berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo yang melibatkan beberapa senyawa kimia metabolit dan fitohormon.