Titanium sebagai bahan implan tulang memiliki biokompabilitas yang baik,
ketahanan korosi yang baik, serta modulus elastisitas yang rendah. Pemaduan
dengan tembaga akan memberikan sifat antibakteri dan meningkatkan kekuatan
serta kekerasan. Salah satu metode pembuatan implan adalah metode metalurgi
serbuk. Produk dari metalurgi serbuk selalu memiliki pori. Pori dalam implan dapat
menurunkan sifat mekanis dan menjadi stress concentrator. Salah satu cara untuk
menghasilkan implan dengan pori sesedikit mungkin adalah dengan melakukan
kompaksi dan sintering bersamaan di suhu tinggi. Namun cara tersebut
membutuhkan biaya mahal dan bahan dies yang tahan di suhu tinggi. Untuk
mengatasi hal tersebut, perlu dicoba cara lain, yaitu dengan melakukan kompaksi
panas dan sintering secara terpisah/bertahap. Selain itu, pengurangan pori juga
dapat dilakukan dengan meningkatkan durasi mechanical alloying atau milling.
Durasi tersebut dapat mempengaruhi ukuran, morfologi, dan sifat partikel serbuk,
yang akan berpengaruh terhadap jumlah pori dalam produk.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paduan sinter Ti-Cu dengan
komposisi tembaga 5wt%. Serbuk di-milling dalam planetarry ball mill dengan
variasi durasi 1, 3, 5, dan 8 jam. Serbuk yang telah di-milling diamati struktur
mikronya menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dan dianalisis
ukurannya menggunakan Powder Size Analyzer (PSA). Serbuk kemudian
dikompaksi, dengan variasi metode kompaksi panas (500ºC) dan dingin dengan
tekanan 100 bar. Setelah itu, sampel disinter selama 2 jam di suhu 950oC. Sampel
hasil kompaksi diamati porinya menggunakan mikroskop optik. Sedangkan sampel
hasil kompaksi panas dan sampel yang telah disinter dilakukan pengamatan struktur
mikro menggunakan mikroskop optik dan SEM, pengujian Energy Dispersive
Spectometer (EDS) dan X-Ray Mapping untuk menentukan unsur penyusun fasa,
dan pengujian kekerasan dengan Vickers Hardness Tester.
Hasil pengamatan struktur mikro terhadap serbuk menunjukan adanya perubahan
bentuk dan ukuran yang semakin besar seiring bertambahnya durasi milling. Semua
paduan sinter, kecuali hasil kompaksi dingin dengan durasi milling 8 jam serta hasil
kompaksi panas dengan durasi milling 5 dan 8 jam, memiliki fasa ?-Ti dan dan
struktur lamelar (?-Ti dan Ti2Cu). Sedangkan pada 3 paduan lainnya tersebut
muncul fasa intermetalik Ti2Cu yang tidak membentuk struktur lamelar. Secara
umum peningkatan durasi milling dan kompaksi panas sinter menurunkan %area
pori, ukuran pori, dan ukuran butiran, serta meningkatkan kekerasan. %area pori,
ukuran pori dan butiran terkecil, serta kekerasan tertinggi terdapat pada paduan
sinter hasil kompaksi panas dengan durasi milling 8 jam, nilai tersebut berturutturut adalah 1,19%; 11,02 µm; 17,39 µm, dan 555,87 HV.
Perpustakaan Digital ITB