COVER Aghietyas Choirun Az Zahra
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
BAB 1 Aghietyas Choirun Az Zahra
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
BAB 2 Aghietyas Choirun Az Zahra
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
BAB 3 Aghietyas Choirun Az Zahra
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
BAB 4 Aghietyas Choirun Az Zahra
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
BAB 5 Aghietyas Choirun Az Zahra
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
PUSTAKA Aghietyas Choirun Az Zahra
EMBARGO  2027-06-07 
EMBARGO  2027-06-07 
Batubara merupakan bahan bakar fosil yang berbentuk padat. Batubara memiliki nilai kalor yang
dapat dimanfaatkan menjadi energi. Dari sejak ditemukan pada 200-300 juta tahun yang lalu
hingga saat ini, pemanfaatan batubara terus dilakukan. Meskipun begitu, terdapat masalah utama
dari penggunaan batubara, yaitu polusi yang dikeluarkan, dimana salah satunya yang paling
besar adalah karbon dioksida yang termasuk ke dalam gas rumah kaca. Salah satu cara
pengurangan emisi adalah dengan kopirolisis batubara dan biomassa. Ko-pirolisis pada dasarnya
merupakan proses dekomposisi bahan organik secara termal tanpa atau sedikit oksigen dengan
bahan baku berupa dua atau lebih bahan bakar secara bersamaan. Biomassa dikenal sebagai
bahan bakar yang lebih ramah lingkungan karena memiliki nilai jejak karbon yang nol, sehingga
penggabungan batubara dan biomassa akan menyebabkan nilai jejak karbon turun dibandingkan
dengan penggunaan batubara saja. Atas dasar hal tersebut, dilakukan penelitian terkait
pembuatan batubara hibrida. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian
batubara hibrida yang sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji penyediaan
energi dalam reaktor pirolisis untuk membuat batubara hibrida, dengan tujuan khusus adalah
untuk mencari rasio biomassa bahan bakar terhadap umpan campuran batubara dan biomassa
yang diperlukan untuk produksi batubara hibrida di dalam reaktor berjenis semi-double chamber
dengan jenis operasi partaian yang menghasilkan produk paling optimum, serta untuk
menghitung jejak karbon dari pembuatan batubara hibrida pada proses produksi partaian.
Reaktor beroperasi secara atmosferik, dan umpan campuran batubara dan biomassa dibuat tetap,
yaitu 250 gram. Terdapat dua ruang dalam reaktor, yaitu ruang pembakaran dan ruang pirolisis.
Ruang pembakaran digunakan untuk penyediaan panas ko-pirolisis. Ko-pirolisis dilakukan pada
kondisi minim oksigen. Terdapat dua variabel proses yang divariasikan, yaitu variabel rasio
umpan:bahan bakar dan metode pengumpanan bahan bakar. Rasio umpan:bahan bakar
divariasikan 1:3, 1:4 dan 1:5, sementara metode pengumpanan bahan bakar divariasikan satu kali
pengumpanan dan dua kali pengumpanan. Batubara yang digunakan adalah batubara berjenis
subbituminous C yang diperoleh dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral
dan Batubara (Puslitbang tekMIRA) dan biomassa untuk ko-pirolisis adalah limbah serbuk
gergaji, dengan komposisi biomassa pada campuran sebesar 30%. Dari hasil penelitian,
didapatkan bahwa variasi yang menghasilkan perolehan energi paling baik adalah variasi rasio
umpan:bahan bakar 1:3 pada metode pengumpanan satu kali pengumpanan bahan bakar. Variasi
ini berhasil meningkatkan peringkat batubara menjadi kelas subbituminus B. Sedangkan
perhitungan jejak karbon dari produksi batubara hibrida hingga utilisasinya untuk bahan bakar
menghasilkan penurunan hingga mencapai 20,89%. Batubara hibrida yang dihasilkan mampu
bersaing dengan batubara mentahnya sebagai langkah awal menuju teknologi batubara bersih.