digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Briandi Achmad Al Maududi
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Aktivitas Cold Surge (CS), Borneo Vortex (BV), dan MJO dapat mempengaruhi kondisi atmosfer serta intensitas curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat. Penelitian ini mengkaji apakah hubungan apabila ketiga fenomena tersebut terjadi secara bersamaan akan linear atau tidak terhadap peningkatan aktivitas konveksi dan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat selama periode Monsun Musim Dingin Asia dari tahun 1998/1999 hingga 2015/2016. Data yang digunakan untuk identifikasi ketiga fenomena meliputi data reanalisis ERA-Interim dari European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) serta indeks RMM 1 dan RMM 2 dari Bureau of Meteorology (BOM). Analisis curah hujan menggunakan data satelit Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM). Metode yang digunakan adalah komposit anomali untuk parameter curah hujan, transpor kelembapan, dan vortisitas potensial. Hasil identifikasi menunjukkan total 93 hari ketiga fenomena terjadi bersamaan. Kombinasi fenomena CS Lemah, BV, dan MJO fase 4 paling berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Sumatera dan Semenanjung Malaysia. Sementara kombinasi fenomena CS Kuat, BV, dan MJO fase 4 memiliki pengaruh yang paling tinggi terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Kalimantan, Laut Cina Selatan, Jawa, Laut Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Hasil analisis transpor kelembapan dapat disimpulkan bahwa peningkatan curah hujan yang signifikan di masing-masing wilayah dapat dijelaskan oleh adanya pola konvergensi transpor kelembapan yang kuat.