digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ronaria Situngkir
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Ronaria Situngkir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Ronaria Situngkir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ronaria Situngkir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ronaria Situngkir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Ronaria Situngkir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ronaria Situngkir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Ronaria Situngkir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Tandan kosong sawit (TKS) merupakan limbah pabrik pengolahan kelapa sawit yang berpotensi sebagai sumber energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan. Dalam mengolah biomassa sawit menjadi energi, terdapat beberapa masalah dalam operasi, seperti pengendapan abu (fouling dan slagging) dan aglomerasi abu yang disebabkan oleh kadar alkali dalam TKS yang tinggi, sehingga titik leleh abunya rendah. Selain kadar logam alkali, tingginya kelembaban, kerapatan curah rendah, dan kepadatan energi yang rendah menjadi masalah dalam konversi termokimia. Proses hydrothermal treatment merupakan salah satu metode untuk mengurangi kadar logam alkali tersebut. Kadar kalium dalam TKS akan larut dalam air selama proses hydrothermal treatment, sehingga hidrolisat akan mengandung kalium yang tinggi. Kalium ini dapat dipisahkan dari larutan hidrolisat dan berpotensi sebagai bahan baku pupuk majemuk ataupun pupuk tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji metode pemisahan kalium dari larutan model hidrolisat hasil hydrothermal treatment dengan penambahan etanol. Penelitian dilakukan dengan 3 tahap pengerjaan, yaitu penyusunan kurva penguapan larutan model hidrolisat, penentuan pengaruh penambahan etanol pada pemisahan KCl, dan pemisahan KCl dari larutan model hidrolisat. Komposisi larutan model hidrolisat diperoleh dari hasil hydrothermal treatment bertingkat pada TKS pada kondisi operasi tetap, yakni 150oC, L/S 7,5, dan selama 60 menit. Pemisahan KCl dari larutan model hidrolisat dilakukan pada temperatur 25oC dan penambahan etanol dilakukan dengan perbandingan air:etanol = 10:4. Pengujian AAS dan XRF pada sampel dilakukan untuk memperoleh data hasil pemisahan KCl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemurnian KCl yang dipisahkan dari larutan model hidrolisat dengan penguapan saja adalah 79 - 85%, sedangkan dengan penambahan etanol mencapai 85 - 90%. Pemisahan KCl dengan etanol lebih lanjut terhadap endapan yang terbentuk hasil penguapan menghasilkan kemurnian 90 - 93%. Semakin tinggi kemurnian KCl dalam endapan yang terbentuk, semakin kecil nilai perolehannya.