
ABSTRAK Arsya Mauly Adya
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Biomassa merupakan salah satu sumber energi terbarukan (EBT) yang jumlahnya
melimpah di Indonesia. Jumlah cadangan bahan bakar fosil yang semakin menipis
mendorong Pemerintah Indonesia mencari alternatif sumber energi lain dalam memenuhi
kebutuhan energi Indonesia yang semakin meningkat. Diantara berbagai sifat-sifat
biomassa, karakteristik dan kinetika pembakaran biomassa penting untuk diketahui dalam
menentukan pemanfaatan yang tepat. Namun, penelitian tentang karakteristik dan
kinetika pembakaran biomassa di Indonesia masih sangat terbatas.
Pada penelitian ini akan ditentukan karakteristik dan kinetika reaksi pembakaran
biomassa berupa limbah kelapa sawit, kayu karet, bagas tebu dan campurannya dengan
batubara. Karakterisasi yang dilakukan yaitu analisis proksimat dan ultimat, analisis
karakteristik lignoselulosa, analisis pembakaran dan analisis kinetika pembakaran pada
biomassa, batubara dan campuran batubara-biomassa. Penelitian ini dilakukan dengan
metode eksperimen dan pengolahan data. Alat utama yang digunakan berupa TGA
(Thermogravimetric Analyzer). Variasi pada penelitian ini yaitu variasi laju pemanasan
TGA (5oC/menit, 10oC/menit, 20oC/menit) dan jenis biomassa atau campurannya dengan
batubara. Dari alat TGA akan didapatkan profil degradasi termal yang terjadi pada
biomassa. Selanjutnya data tersebut akan digunakan dalam analisis kinetika. Analisis
kinetika dilakukan dengan metode Ozawa-Flynn-Wall (OFW) dan Coats and Redfern.
Ketiga biomassa memiliki kandungan zat volatil lebih tinggi daripada batubara yaitu 65-
73%. Namun, batubara memiliki kandungan karbon tetap yang jauh lebih besar yaitu
38%. Proses pembakaran terdiri dari tahapan penguapan, tahapan reaksi pembakaran dan
tahapan burnout. Tahapan reaksi pembakaran terdiri dari tahap reaksi devolatilisasi (stage
1) dan reaksi pembakaran char (stage 2). Reaksi pembakaran diawali dengan reaksi
eksotermik kemudian diikuti reaksi endotermik. Pembakaran biomassa, stage 1
dikendalikan reaksi kimia dengan energi aktivasi (E) 44-85 kJ/mol, sedangkan stage 2
dikendalikan proses difusi dengan E 9-28 kJ/mol. Reaksi pembakaran batubara
dikendalikan proses difusi dengan E 26-48 kJ/mol. Pada campuran batubara-biomassa
reaksi pada kedua stage dikendalikan proses difusi E 10-65 kJ/mol.