digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Slamet Setya Aji
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Slamet Setya Aji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Slamet Setya Aji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Slamet Setya Aji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Slamet Setya Aji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Slamet Setya Aji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Slamet Setya Aji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Slamet Setya Aji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Para-xilena merupakan bahan baku industri petrokimia dengan nilai jual dan tingkat permintaan yang tinggi. Akan tetapi, di Indonesia sendiri, tingginya permintaan para-xilena belum diimbangi dengan tingginya tingkat produksinya. Selain itu, bahan baku produksi para-xilena pada umumnya masih berbasis minyak bumi. Salah satu solusi terhadap permasalahan tersebut adalah dengan memproduksi para-xilena secara hijau melalui perengkahan minyak kelapa sawit menggunakan katalis HZSM-5. Akan tetapi, tanpa modifikasi, katalis tersebut masih memiliki usia yang pendek dan memberikan angka selektivitas para-xilena yang relatif rendah. Salah satu cara untuk mengatasi kedua masalah tersebut adalah dengan memodifikasi struktur katalis HZSM-5 menjadi berhierarki. Kehadiran struktur hierarki diekspektasikan mampu memperpanjang usia katalis serta menggeser kesetimbangan isomerisasi xilena ke arah para-xilena. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh modifikasi hierarki bagi katalis HZSM-5 terhadap unjuk kerjanya dalam merengkah minyak kelapa sawit, terutama dari segi selektivitasnya dalam menghasilkan para-xilena. Katalis HZSM-5 hieraki disintesis dengan melakukan desilikasi dan dealuminasi terhadap HZSM-5 parent yang telah tersedia di Laboratorium TRKK. Massa katalis per-run yang digunakan adalah 2,5 g, dan WHSV operasi yang digunakan adalah 2,5 jam-1. Nisbah Si/Al HZSM-5 yang digunakan adalah 25, 50, dan 80. Metode-metode karakterisasi katalis yang dilakukan meliputi uji adsorpsi isotermal N2 serta uji TPD-NH3, sedangkan pengujian terhadap produk yang diperoleh dilakukan menggunakan GC-FID, GC-TCD, dan GC-DHA. Analisis massa kokas yang terbentuk dilakukan dengan metode termogravimetri. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa modifikasi hierarki pada katalis HZSM-5 dapat memperpanjang usia katalis, meningkatkan stabilitas selektivitas menuju aromatik, meningkatkan selektivitas menuju para-xilena (meningkat sekitar 1%), serta menurunkan laju pembentukan kokas dibandingkan katalis HZSM-5 parent. Akan tetapi, pada kondisi segarnya, katalis HZSM-5 hierarki memberikan angka selektivitas ke aromatik yang lebih rendah dibandingkan katalis parent. Selain itu, massa gas yang terbentuk pada penggunaan katalis HZSM-5 hierarki juga lebih banyak.