
2019_TS_PP_Theresia_Agustine_1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan Ringkasan 







Aktivitas sosial-ekonomi baik berupa manusia dan barang membentuk kebutuhan
pergerakan yang difasilitasi perangkat transportasi diantaranya adalah jalan.
Kegiatan tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah,
sehingga jalan sebagai salah satu perangkat transportasi harus tetap dapat
beroperasi dengan kondisi yang baik. APBD yang terbatas dan terdiri dari
berbagai sektor, menyulitkan pemerintah daerah dalam pembagian alokasi
anggaran. Selain itu, pengalaman dan kapasitas penyelenggara jalan daerah masih
minim, serta kurangnya bimbingan dan pelatihan. Hal ini semakin diperkuat
dengan kecenderungan para pembuat kebijakan yang lebih mengutamakan
pembangunan jalan baru dan rekonstruksi dibandingkan pemeliharaan pada
jaringan jalan yang telah ada. Dengan demikian, timbul masalah dalam
pengelolaan alokasi dana untuk jaringan jalan yang telah ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mereview kriteria atau parameter terkait input,
proses, output pada SK 77 dan KRMS. Selain itu, membandingkan prioritas
program pemeliharaan jalan menggunakan SK 77 dan KRMS. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan kajian literatur terkait
SK 77 dan KRMS, mengolah data-data sekunder pada jalan kabupaten Lombok
Barat dan melakukan analisis. Dari segi input, SK 77 lebih banyak survei yang
dilakukan dan data yang dikumpulkan daripada KRMS. KRMS tidak hanya fokus
on carriageway, tetapi juga off carriageway seperti saluran, bahu, lereng, trotoar
dan perlengkapan jalan. Proses yang dilakukan pada SK 77 dengan cara manual
dan menyediakan rekomendasi pemeliharaan dan penanganan untuk jalan dengan
non perkerasan seperti kerikil dan tanah, dan proses prioritas menggunakan tabel
manfaat, dengan menghitung nilai NPV yaitu manfaat dikurang biaya, sedangkan
KRMS sebuah program dengan Microsoft Access yang dapat menjadi database
dan melakukan proses analisis lebih cepat dan proses prioritas yang dilakukan
dengan menggunakan nilai TPI (Treatment Priority Index). Diharapkan kajian
pemrograman jalan daerah pada SK 77 dan KRMS dapat memberikan gambaran
pengelolaan jalan daerah di Indonesia untuk jumlah ruas yang banyak, tetapi ruas
jalannya tidak terlalu panjang.