digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TS_PP_MUHAMMAD_VILHAMY_1.pdf
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Budaya kontemporer tidak dapat kita pisahkan dalam konteks Pop Art di Amerika maupun Inggris, karena perkembangan wacana terus digali oleh pelopor gerakan Pop Art, maka mereka tidak bisa lepas dari aspek media massa, yang sangat lekat dengan masyarakat awam, dan karya-karya mereka banyak diterima dan semakin terekognisi oleh masyarakat berdasarkan kapasaitas seniman yang mendistribusikan karya-karya mereka secara luas. Mereka memanfaatkan nilai-nilai seni rupa kontemporer sebagai jalan alternatif dan permisif untuk menginjakkan kaki mereka pada dua hal, yaitu otonomi seni yang sifatnya eksklusif, seni yang tinggi, dengan seni rendah yang dapat juga dikonsumsi oleh masyarakat luas kelas menengah bawah. Sebagai sebuah fenomena, gagasan tersebut menjadi sebuah dasar berkarya yang memakai media lukisan sebagai inti dari keseluruhan karya, karena menjadi satu representasi media seni yang populer. Subkultur tersebut berkembang secara luas dan menjadi fenomena sosial global yang mungkin akan terus berkembang dan akan selalu diperdebatkan dari awal 1990-an hingga masa yang akan datang dan masih tetap akan relevan karena fenomena sosial tersebut terbentuk secara alami dan sebagai bentuk ekspresi sosial yang tumbuh secara diaspora, hal tersebut akan menjadi topik yang terwacanakan secara tidak langsung. Pop Art, Kitsch, dan fenomena subkultur streetwear dan sneakers dijadikan topik karena terdapat kesamaan yang sifatnya subversif, merekonstruksi apa yang telah diwacanakan oleh otoriter, namun tidak keluar dari konvensi teknis, dan terjadi kolaborasi kerja antara metode kerja yang konvensional, radikal, bebas, inovatif, serta cenderung kompleks ketika semua nilai dari aspek seni rupa dan bisnis, kesehatan dalam berkompetensi dipertunjukkan dengan cara yang elegan dan akademis. Paradigma seni rupa kontemporer serta wacana di dalamnya tetap menjadikan fenomena subkultur tersebut masuk kedalamnya dan terus digali serta digagas oleh seniman kontemporer di seluruh dunia hingga hari ini. Hal tersebut menguatkan topik yang akan dijadikan sebagai landasan dasar permasalahan tersebut masih relevan dan memiliki kapasitas dan ruangnya tersendiri pada seni rupa kontemporer hari ini.