digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jalan Tol memiliki peran yang penting terhadap perkembangan ekonomi masyarakat sehingga memerlukan kinerja jalan atau standar pelayanan minimal (SPM) yang mantap, sebagaimana terjabar dalam PP No 34 Tahun 2006 tentang jalan. Jalan TOL CIPALI beroperasi di tahun 2015 yang menghubungkan cikampek ke Palimanan. Oleh karenanya penting untuk dilakukan pemeliharaan struktural dalam hal ini dengan menambah lapis tambah agar struktur perkerasan tetap mantap dalam menopang beban repetisi yang terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Penelititan ini bertujuan untuk menganalisis tebal lapis tambah dengan menggunakan prosedur mekanistik AUSTROAD 2010 dengan bantuan program CIRCLY dan program KENPAVE dengan wilayah studi pada tol CIPALI antara KM 110+000 hingga 115+000 dari tahun 2017 hingga tahun 2022. Merujuk pada hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa tebal lapis tambah yang dihitung dengan menggunakan bantuan program CIRCLY membutuhkan tebal minimum 170 mm untuk asumsi model 2 lapisan dan 3 lapisan arah menuju Subang dan 160 mm untuk model 2 lapisan dan 150 mm untuk asumsi model 3 lapisan arah menuju Palimanan. Kebutuhan tebal lapis tambah degan analisis menggunakan program KENLAYER linier elastik arah Palimanan yakni 140 mm model 2 lapisan dan 100 mm model 3 lapisan, sementara itu tebal lapis tambah arah Subang yakni 160 mm untuk model 2 lapisan dan 130 mm untuk model 3 lapisan. Kebutuhan tebal lapis tambah analisis menggunakan program kenlayer non-linier elastik arah Palimanan yakni 120 mm untuk model 2 lapisan dan 80 mm untuk model 3 lapisan. Sementara itu arah Subang yakni 140 mm untuk model 2 lapisan dan 100 mm untuk model 3 lapisan.