
2010_TS_PP_SILVI_SUSANTI_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB
Terbatas agus slamet
» ITB
Lalat rumah Musca dometica merupakan salah satu hama urban yang menimbulkan
kerugian bagi manusia dari segi estetika dan kesehatan. Salah satu upaya dalam
mengendalikannya adalah dengan menggunakan insektisida, akan tetapi pemakaian
insektisida yang kurang bijaksana dapat memicu terjadinya resistensi. Pada beberapa
negara sudah banyak dilaporkan status resistensi lalat rumah. Tetapi di Indonesia
belum ada laporan tentang status resistensi lalat rumah khususnya terhadap terhadap 2
golongan insektisida yang umum digunakan. yaitu piretroid (permetrin 94%) dan
karbamat (propoksur 99,25%). Oleh karena itu dilakukan pengujian pada lalat rumah
strain JKT, BDG, YGY dan SBY. Metoda yang digunakan adalah topical
application. Variabel yang diamati adalah tingkat kematian lalat yang dianalisis lebih
lanjut dengan menggunakan analisa probit dengan menggunakan program POLO PC
untuk menentukan nilai LD50 dan LD90 (Dosis Letal 50% dan 90%). Hasil analisis ini
selanjutnya menjadi dasar bagi penentuan nilai RR50 dan RR90 (Rasio Resistensi 50%
dan 90% ) yang menyatakan status resistensi terhadap insektisida. Untuk mengetahui
mekanisme resistensi yang berperan digunakan PBO (piperonil butoksida) sebagai
sinergis dengan perbandingan 1:5 (insektisida : PBO). PBO sebagai sinergis dapat
menghambat kerja enzim MFO (Mixed function Oxidase) yang ditunjukkan dengan
nilai SR (Synergist Ratio). Hasil uji resistensi menunjukkan bahwa lalat rumah
M. domestica strain BDG telah resisten terhadap permetrin dengan LD90 228,7 x 10-3 ?g/individu, dan RR90 133,7X, sedangkan strain yang paling rentan adalah YGY
dengan LD90 1,71 x10-3 ?g/individu terhadap permetrin. Pada propoksur strain yang
paling resisten adalah SBY dengan LD90 62771 x10-3 ?g/individu dan RR90 38,36X,
diikuti BDG dengan LD90 29821 x10-3 ?g/individu, RR90 18,22X, dan yang paling
rentan adalah strain YGY LD90 1636,27 x10-3 ?g/individu. Setelah penambahan
PBO, nilai LD umumnya berkurang untuk permetrin. Pada strain YGY dengan SR
1,35, BDG dengan SR 2,23, dan SBY dengan SR 3,59, dan untuk propoksur BDG
dengan SR 4,07, JKT dengan SR 11,08 dan SBY dengan SR 0. Kesimpulan
penelitian ini adalah lalat rumah strain BDG telah mengalami resistensi terhadap
permetrin dan propoksur, strain SBY hanya resisten terhadap terhadap propoksur
saja, dan strain YGY merupakan strain yang masih rentan diantara keempat strain
terhadap kedua jenis insektisida. Secara umum pemberian PBO menurunkan nilai LD
yang mengindikasikan MFO berperan dalam terjadinya resistensi pada lalat yang
resisten, meskipun diduga ada mekanisme lain yang bekerja secara bersama-sama.