
2016_TA_PP_ROMANDA_ANGGADIPA_GEMILANG_1-COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_ROMANDA_ANGGADIPA_GEMILANG_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_ROMANDA_ANGGADIPA_GEMILANG_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_ROMANDA_ANGGADIPA_GEMILANG_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_ROMANDA_ANGGADIPA_GEMILANG_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_ROMANDA_ANGGADIPA_GEMILANG_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2016_TA_PP_ROMANDA_ANGGADIPA_GEMILANG_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Alice Diniarti
Daerah penelitian secara administrasi berada di daerah Pangkalan dan sekitarnya, Kabupaten
Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Secara geologi, daerah penelitian terletak di Cekungan
Sumatra Tengah. Sampel serpih yang digunakan pada penelitian berjumlah sebelas dan
sampel diambil pada pengeboran dangkal yang dilakukan pada Anggota Atas Formasi
Telisa. Berdasarkan data pengeboran, lapisan serpih minyak pada daerah penelitian dibagi
menjadi empat lapisan, yaitu Lapisan A, Lapisan B, Lapisan C, dan Lapisan D.
Analisis geokimia organik dan petrografi organik dilakukan pada sebelas sampel Anggota
Atas Formasi Telisa untuk menentukan karakteristik kuantitas, kematangan, dan kualitas
material organik. Analisis geokimia organik dan petrografi organik yang dilakukan meliputi
pirolisis Rock-Eval, analisis reflektansi vitrinit, dan analisis komposisi material organik.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, serpih minyak pada Lapisan A dan B memiliki
kuantitas dalam kategori baik hingga luar biasa, tingkat kematangan belum matang, dan
kualitas sebagai tipe I dan II, sedangkan serpih minyak pada Lapisan C dan D memiliki
kuantitas dalam kategori rendah, tingkat kematangan belum matang, dan kualitas sebagai
tipe III. Berdasarkan data komposisi maseral yang didapat, diketahui bahwa Lapisan A dan
B didominasi oleh maseral alginit, sedangkan Lapisan C dan D didominasi oleh maseral
vitrinit. Karakteristik serpih minyak yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan data
hasil retort sampel serpih minyak pada daerah penelitian. Hasil perbandingan yang diperoleh
menunjukkan bahwa jumlah kandungan minyak dari hasil retort berbanding lurus dengan
nilai persentase alginit, TOC, S1, S2, S3 dan HI, sedangkan jumlah kandungan minyak
berbanding terbalik dengan nilai persentase mineral dan OI. Berdasarkan data komposisi
maseral dan data inti bor, diinterpretasikan bahwa lingkungan pengendapan Lapisan A dan
B adalah danau air tawar, sedangkan lingkungan pengendapan Lapisan C dan D adalah
estuari. Berdasarkan hasil analisis data retort dan perhitungan biaya produksi, dapat
disimpulkan bahwa serpih minyak Anggota Atas Formasi Telisa pada daerah penelitian saat
dilakukan penelitian ini tidak ekonomis untuk diproduksi.