digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kondisi kerusakan struktural perkerasan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah asumsi bahwa interface antar layer perkerasan dianggap dalam kondisi full bonding. Kondisi ini jarang terjadi dilapangan, banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini jarang terjadi, salah satunya ialah proses pekerjaan tack coat yang kurang baik. Kondisi ini berdampak pada rusaknya lapisan antara struktur perkerasan. Salah satu tipe kerusakan yang disebabkan oleh kondisi tidak full bonding pada struktur perkerasan diantara asphalt wearing course (asphalt overlay) dengan lapisan eksisting ialah slippage cracking. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis pengaruh kondisi bonding terhadap perencanaan tebal lapis tambah (overlay) menggunakan metoda AUSTROADS 2011. Desain lapis tambah (overlay) menggunakan data lendutan FWD (Falling Weight Deflectometer) sebagai masukan (input) dalam metoda AUSTROADS 2011. Proses backcalculation dilakukan untuk menentukan nilai layer moduli menggunakan program ELMOD. Data lalu lintas digunakan untuk mencari nilai beban rencana dalam metoda AUSTROADS 2011 dengan dua kriteria yaitu kriteria kerusakan fatigue (DSAR5) dan permanent deformation (DSAR7). Hasil studi teoritis menunjukan bahwa interface diantara lapisan AC overlay eksisting dan lapisan permukaan sangat sensitif terhadap variasi kondisi bonding serta lokasi regangan kritis untuk kriteria fatigue terletak dibawah ban (axis = 0,1575) dan diantara ban (axis = 0) untuk kriteria permanent deformation. Hasil tebal overlay berdasarkan pemodelan 3 – lapis dan 4 – lapis menunjukan bahwa pemodelan 3 – lapis menghasilkan tebal lapis tambah (overlay) yang lebih tipis yaitu saat kondisi full bonding ialah ± 10 mm, intermediate bonding ialah ± 10 mm dan no bonding ialah ± 20 -50 mm sedangkan pemodelan 4 – lapis yaitu saat kondisi full bonding ialah ± 10 – 20 mm, intermediate bonding ± 20 mm dan no bonding ialah ± 50 mm. Dari hasil analisis tebal lapis tambah (overlay) dengan mempertimbangkan kondisi bonding dapat disimpulkan bahwa perencanaan overlay yang mempertimbangkan kondisi bonding (tidak full bonding) menghasilkan tebal overlay yang lebih tebal dibandingkan dengan kondisi full bonding.