BAB 1 SJIOEN XAVIER TALA (NIM : 12514003)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 SJIOEN XAVIER TALA (NIM : 12514003)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 SJIOEN XAVIER TALA (NIM : 12514003)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 SJIOEN XAVIER TALA (NIM : 12514003)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 SJIOEN XAVIER TALA (NIM : 12514003)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA SJIOEN XAVIER TALA (NIM : 12514003)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Kebutuhan akan energi listrik yang lebih bersih dan efisien akhir-akhir ini telah
mendorong manusia untuk menemukan paduan logam yang memenuhi aspek teknis
dan keekonomian yang lebih baik. Peningkatan efisiensi ini berkaitan erat dengan
temperatur operasi pembangkit listrik. Salah satu paduan logam yang sedang
dikembangkan dan memiliki prospek yang cukup menjanjikan adalah paduan baja
feritik maju sistem Fe-Ni-Al-Cr-Mo. Secara spesifik, paduan Fe-14Ni-9Al-7,5Cr-
5Mo yang telah diteliti menunjukkan memiliki laju coarsening yang rendah dan
memiliki mekanisme penguatan presipitat B2 – (Fe,Ni)Al. Namun demikian,
perilaku paduan terhadap oksidasi temperatur tinggi belum diketahui dari hasil
penelitian yang telah ada. Studi perilaku oksidasi isotermal dilakukan untuk
mempelajari ketahanan oksidasi temperatur tinggi terhadap paduan ini.
Untuk mempelajari perilaku oksidasi isotermal paduan Fe-14Ni-9Al-7,5Cr-5Mo,
telah dilakukan serangkaian percobaan oksidasi isotermal pada variasi temperatur
800, 900, dan 1000°C dengan variasi waktu 1, 10, 50, dan 150 jam. Paduan Fe-
14Ni-9Al-7,5Cr-5Mo dilebur menggunakan mini-DC-EAF menghasilkan
spesimen berbentuk button. Spesimen hasil peleburan ini dihomogenisasi selama
24 jam pada temperatur 1100°C. Paduan selanjutnya dipotong dan diamplas
menggunakan kertas amplas SiC dengan grit 240, 400, 800, 1200, dan 2000#.
Spesimen kemudian dioksidasi isotermal sesuai dengan kombinasi variasi waktu
dan temperatur. Terdapat 12 kombinasi spesimen yang dioksidasi pada penelitian
ini. Tahap akhir spesimen dikarakterisasi menggunakan OM (optical microscope),
SEM-EDS (scanning electron microscope-energy dispersive spectroscopy), dan
XRD (X-ray diffraction).
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, paduan Fe-14Ni-9Al-7,5Cr-5Mo
yang dioksidasi pada temperatur 800°C mengikuti hukum laju oksidasi parabolik
dengan kp (konstanta parabolik) adalah 1,61 x 10-7 gr2/cm4 jam. Hal ini
menunjukkan penambahan Mo menurunkan ketahanan oksidasi paduan sebesar
delapan kali dibanding dengan paduan yang tidak ditambahkan Mo, sedangkan
pada spesimen yang dioksidasi pada temperatur 900 dan 1000°C tidak ditemukan
korelasi terhadap hukum laju oksidasi mana pun karena mengikuti hukum laju
paralinier-vaporisasi (paralinear-vaporization). Selain itu, ditemukan morfologi
gugus (cluster) oksida yang membulat dan tidak tersebar secara merata pada
spesimen yang dioksidasi pada temperatur 800°C selama 150 jam. Morfologi
berbentuk menjarum ditemukan pada spesimen yang dioksidasi pada temperatur
900°C selama 150 jam. Namun demikian, pada spesimen yang dioksidasi pada
temperatur 1000°C selama 150 jam ditemukan morfologi gugus oksida yang
berbentuk pelat poligon. Secara umum, oksida yang terbentuk pada penelitian ini
adalah Fe2O3, Fe3O4, FeO, Al2O3, Cr2O3, MoO3, dan Cr2NiO4.