Berkembangnya teknologi sepeda motor, seperti penggunaan sistem injeksi juga peningkatan perbandingan kompresi dan bilangan oktana, diikuti dengan peningkatan populasi motor yang menyebabkan peningkatan konsumsi bahan bakar yang memengaruhi berbagai sektor. Penjualan skutik injeksi di Jawa Barat tahun 2014-2016 adalah salah satu kontributor terbesar di Indonesia dengan jumlah 2.260.470 motor.
Uji prestasi dilakukan pada motor skutik injeksi empat langkah dengan perbandingan kompresi 9,2:1(110cc); 9,5:1(125cc); 10,7:1(150cc); dan 11:1(125cc) di atas dinamometer sasis menggunakan bahan bakar RON90(PL), RON92(PM), dan RON98(PT) dari PT Pertamina. Pengujian berdasarkan standar ECE 15. Mode berkendara berbeda digunakan untuk mengetahui pengaruh kecepatan dan torsi konstan, mode entire cycle untuk mensimulasikan kondisi berkendara di jalan, dan mode inertial sweep untuk mengetahui daya motor.
Semakin tinggi perbandingan kompresi dan bilangan oktana meningkatkan daya, efisiensi, BMEP, dan jarak tempuh. Hasil uji dianggap mewakili setiap populasi motor untuk
mengetahui pengaruh penggunaan dengan asumsi penggunaan selama 57 menit/hari dan jenis bahan bakar PM 59%, PL 36%, PT 5%. Kenaikan populasi di tahun 2014-2016 menghasilkan
kenaikan konsumsi bahan bakar sebesar 1,05 juta bbl yaitu energi 138.147 TOE atau pengeluaran 1,34 triliun rupiah atau emisi 33,96 ton CO₂. Namun, semakin digunakannya
motor perbandingan kompresi tinggi pada tahun 2015-2016 menghasilkan penghematan konsumsi bahan bakar sebesar 1,74% dibandingkan 2014-2015. Jika digunakan 2.260.470
motor, maka motor perbandingan kompresi tinggi telah menghemat 4.616.227 liter bahan bakar atau 159.354 GJ atau 36,90 miliar rupiah atau 0,93 ton CO₂.