Cekungan Sumatra Selatan merupakan cekungan busur belakang berumur Tersier yang terbentuk sebagai akibat adanya interaksi antara Paparan Sunda dan lempeng Samudera Hindia. Terdapat perbedaan pendapat dari beberapa peneliti terdahulu mengenai batuan induk yang berpotensi di cekungan tersebut, sehingga menjadi menarik untuk dikaji lebih lanjut dengan melakukan analisis geokimia di daerah tersebut. Penelitian dilakukan di area Blok X dan meliputi semua formasi.
Evaluasi pada studi ini menggunakan 174 sampel meliputi sampel batuan induk dan minyak bumi yang teranalisis. Karakteristik batuan induk ditentukan dari analisis batuan induk yang meliputi kekayaan, kualitas, dan kematangan material organiknya. Karakteristik minyak bumi ditentukan dari kromatografi gas dan kromatografi gas-spektometri massa. Korelasi antara minyak bumi dan batuan induk dapat memberikan penjelasan mengenai ada atau tidaknya hubungan antara keduanya. Jalur migrasi dapat ditunjukkan dengan model 2D di daerah telitian.
Batuan induk Formasi Lemat dan Formasi Talangakar kaya akan material organik dan mempunyai kerogen tipe II-III/III. Berdasarkan reflektansi vitrinit kedua material organik di kedua formasi ini belum matang. Terdapat dua fasies batuan induk, yaitu fasies laut/transisi dan fasies lakustrin dangkal. Selain itu juga terdapat dua famili minyak, yaitu famili minyak 1 yang didominasi oleh material organik dari darat dengan sedikit alga dan famili minyak 2 yang merupakan percampuran material organik asal darat dan alga.
Korelasi minyak bumi terhadap batuan induk adalah korelasi negatif, sehingga diasumsikan kemungkinan minyak berasal dari batuan induk yang berada di luar daerah telitian. Arah migrasi dari pemodelan 2D didominasi oleh arah vertikal atau ke formasi yang lebih muda. Akan tetapi terdapat kemungkinan hidrokarbon bermigrasi ke arah sesar yang menuju ke kedalaman yang lebih rendah lagi. Arah migrasi dari pemodelan 2D hanya dapat menggambarkan di sekitar sumur SID-01. Hidrokarbon kemungkinan bermigrasi dari luar blok yang merupakan daerah rendahan menuju ke tinggian di dalam daerah telitian.