Lapangan Tunu merupakan lapangan gas terbesar di Delta Mahakam yang ditemukan pada tahun 1980 dan telah berproduksi sejak tahun 1990 hingga sekarang. Produksi ini memiliki beberapa efek samping yang salah satunya adalah penurunan tekanan reservoir. Hal ini diduga mengakibatkan permasalahan pengeboran yaitu lost circulation.
Analisis tekanan pori (Pp) dan tegasan insitu dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keduanya. Distribusi tekanan pori dianalisis dengan melakukan pemetaan sebaran lateral dan vertikal di zona tekanan luap dan tekanan depleted di daerah penelitian. Sementara itu, analisis tegasan insitu dilakukan dengan menghitung besaran dan orientasi Shmin, Sv, dan SHmaks.
Analisis Pp dan Shmin menunjukkan terdapat hubungan coupling antara keduanya di Lapangan Tunu. Hubungan ini dibuktikan dengan kenaikan nilai rekah hidraulik bertepatan dengan puncak tekanan luap, dan lost circulation yang bertepatan dengan kehadiran zona reservoir depleted. Terjadinya lost circulation disebabkan oleh penurunan Pp yang berdampak pada penurunan Shmin. Dengan terjadinya penurunan Shmin, batuan tidak mampu menahan tekanan dari lumpur pengeboran sehingga terbentuk rekahan pada batuan. Coupling ratio ΔShmin/ΔPp di zona tekanan luap menunjukkan nilai yang relatif kecil. Hal tersebut mengindikasikan tekanan luap lebih cenderung merupakan penyebab, daripada akibat, terjadinya kenaikan Shmin di zona tersebut.