Acid fracturing merupakan stimulasi sumur dengan menggunakan asam seperti hydrochloric acid (HCL), yang diinjeksi ke dalam formasi karbonat dengan tekanan yang melebihi tekanan fracture formasi untuk membuat fracture. Dengan mengalirnya asam ke dalam fracture, dinding fracture terlarutkan oleh asam. Karena aliran asam mengetsa dengan bentuk yang tidak beraturan, saluran yang konduktif terbentuk yang tidak tertutup ketika fracture menutup.
Panjang efektif dari fracture ditentukan dari volume asam yang digunakan, kecepatan reaksi, dan fluid loss asam ke dalam formasi. Efektifitas dari acid fracturing ditentukan oleh panjang, dan lebar etsa.8 Untuk memprediksi reaksi asam yang terjadi pada acid fracturing yang mengakibatkan panjang, lebar dan konduktivitas etsa dan mengetahui jenis asam, laju alir, konsentrasi pada batuan dengan mineral tertentu sangatlah kompleks.
Pada thesis ini dilakukan studi dengan menginjeksikan jenis asam plain acid (HCL) atau gelled acid (LCA) dengan konsentrasi 15%-28% dan laju injeksi 1030 bbl/menit pada suatu reservoir karbonat yang mengandung mineral limestone 0%-100% dan dolomite 0%-100% dengan menggunakan simulator. Dari studi ini dianalisa hasilnya yaitu panjang etsa, lebar etsa, konduktivitas, dan dimensionless fracture conductivity.
Untuk mengetahui hasil acid fracturing yang optimal digunakan angka dimensionless fracture conductivity optimal (FCD) berdasarkan penelitian dari Cinco-Ley, Samaniego dan Dominguez dengan angka FCD 1.6. Apabila nilai FCD jauh dari angka 1.6 maka hasil acid fracturing akan relatif bottleneck. Secara umum gelled acid (LCA) memiliki nilai konduktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan plain acid (HCL), tetapi berdasarkan dimensionless fracture conductivity (FCD) yang optimal yaitu 1.6, untuk beberapa lapisan karbonat plain acid (HCL) memiliki angka FCD yang lebih mendekati dengan angka optimal tersebut.
Dari analisa sensitivitas ini ternyata LCA yang memiliki gelling agent yang berfungsi mengurangi leakoff tidak selalu menghasilkan konduktivitas yang baik dibandingkan dengan HCL. Bertambahnya laju injeksi mengakibatkan bertambah panjang etched frac half-length, tetapi mengakibatkan rendahnya lebar rata-rata etsa dan konduktivitas. Tetapi untuk konsentrasi dolomite >50%, kecepatan injeksi di atas 20 bbl/menit tidak mampu untuk membuat saluran yang memiliki konduktivitas dikarenakan konsentrasi asam yang hilang sangat besar sehingga konsentrasi asam habis pada saat menyentuh dinding fracture. Secara umum, bertambahnya konsentrasi asam menambah kemampuan asam dalam membentuk saluran yang memiliki konduktivitas tinggi dengan membuat lebar etsa yang lebih besar. Jenis asam yang optimal berdasarkan Cinco-Ley, Samaniego dan Dominguez adalah untuk limestone 100% HCL 28% dan 15 bbl/min laju injeksi dengan FCD 1.5. Untuk limestone 75% dolomite 25% adalah LCA 15% dengan laju injeksi 10 bbl/min dengan FCD 1.7. Untuk limestone 50% dolomite 50% adalah LCA 15% dengan laju injeksi 10 bbl/min dengan FCD 1.4. Untuk limestone 25% dolomite 75% adalah LCA 28% dengan laju injeksi 10 bbl/min dengan FCD 1. Untuk dolomite 100% adalah LCA 15% dengan laju injeksi 10 bbl/min dengan FCD 0.9.
Perpustakaan Digital ITB