2014 TA PP KANYA SWASTI WULANDARI 1- COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TA PP KANYA SWASTI WULANDARI 1- BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TA PP KANYA SWASTI WULANDARI 1- BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TA PP KANYA SWASTI WULANDARI 1- BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TA PP KANYA SWASTI WULANDARI 1- BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TA PP KANYA SWASTI WULANDARI 1- BAB 5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2014 TA PP KANYA SWASTI WULANDARI 1- PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana
Sebagai negara yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik utama, menjadikan Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar yaitu sebesar 29,000 MW. Energi panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan dan energi yang berkelanjutan, dimana penginjeksian air ke dalam reservoir merupakan kegiatan yang harus dilakukan (apabila keseimbangan air dalam lapisan reservoir uap air tidak terpenuhi), sehingga ketersediaan dan kebutuhan air di Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang menjadi perhatian khususnya dengan adanya pengembangan unit pembangkit tenaga listrik yang baru. Metode hidrometeorologi F. J. Mock digunakan untuk melakukan analisa dan untuk mengetahui jumlah run off (air permukaan) yang ada di Kawasan PLTP Kamojang dengan menggunakan data curah hujan rata-rata bulanan. Dan perhitungan Hukum Darcy digunakan untuk mengetahui potensi ketersediaan air. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah mengetahui ketersediaan dan kebutuhan air di kawasan PLTP Kamojang (khususnya di Sub-DAS Cikaro) memiliki rata-rata ketersediaan air permukaan pada bulan basah (November - Mei) sebesar ± 940,21 juta liter/ tahun dan pada bulan kering (Juni – Oktober) sebesar ± 352,05 juta liter/ tahun. Dan dengan adanya Unit V (kapasitas 30 MW) sebagai sebagai pengembangan unit pembangkit tenaga listrik yang baru di Kawasan PLTP Kamojang, maka kebutuhan air tiap bulannya akan meningkat sebesar ± 0.16 juta liter/ bulan.